Yesus, Kebangkitan dan Hidup
(Yohanes 11: 17-27)
Percaya dan memercayakan diri adalah dua hal yang tidak selalu berjalan beriringan. Seseorang bisa mengaku percaya kepada Allah, tetapi belum tentu ia memercayakan hidupnya pada pengaturan Allah. Banyak orang Kristen yang bersikap seperti ini. Baginya percaya kepada Tuhan cukup diwujudkan dalam kesetiaan beribadah seminggu sekali, dengan mengikrarkan pengakuan iman, atau dengan persembahan ala kadarnya.
Pengakuan Marta bahwa pada akhir zaman semua orang akan dibangkitkan adalah bentuk pengakuan iman orang Yahudi pada masa itu (kecuali orang Saduki yang menolak doktrin kebangkitan orang mati). Namun, Tuhan Yesus menuntut pengakuan iman yang keluar dari hati dan kepercayaan yang sungguh dari Marta bahwa kuasa Allah yang membangkitkan orang mati pada akhir zaman ada di dalam Dia (25-26). Sebenarnya Tuhan Yesus sedang menegaskan dua macam kebangkitan, yaitu kebangkitan fisik bagi semua orang percaya pada akhir zaman untuk menerima surga kekal (25) dan kebangkitan rohani yang sudah dialami semua orang percaya (26). Tuhan Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas kedua kebangkitan tersebut.
Tanpa kematian Lazarus, Marta hanya akan mengenal Tuhan Yesus sebagai seorang nabi yang memiliki kuasa Allah untuk menyembuhkan orang sakit (21-22). Namun dengan kematian Lazarus, Marta dipaksa untuk memercayakan hidup dan masa depannya kepada Yesus, yang berkuasa penuh atas hidup dan mati seseorang.
Hidup kita akan berubah menjadi penuh gairah dan semangat melayani Dia kalau kita menyadari bahwa Dia adalah Kebangkitan dan Hidup. Dengan beriman kepada Yesus, kita hidup penuh dengan pengharapan untuk mengisi setiap langkah dan detik waktu kita dengan pekerjaan yang memuliakan Tuhan.
Renungkan: Bagaimanakah pemahaman Kristus sebagai Kebangkitan dan Hidup mempengaruhi hidup Anda sekarang?
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yohanes Bagian ke-2 hari ke-2
Pengakuan Marta bahwa pada akhir zaman semua orang akan dibangkitkan adalah bentuk pengakuan iman orang Yahudi pada masa itu (kecuali orang Saduki yang menolak doktrin kebangkitan orang mati). Namun, Tuhan Yesus menuntut pengakuan iman yang keluar dari hati dan kepercayaan yang sungguh dari Marta bahwa kuasa Allah yang membangkitkan orang mati pada akhir zaman ada di dalam Dia (25-26). Sebenarnya Tuhan Yesus sedang menegaskan dua macam kebangkitan, yaitu kebangkitan fisik bagi semua orang percaya pada akhir zaman untuk menerima surga kekal (25) dan kebangkitan rohani yang sudah dialami semua orang percaya (26). Tuhan Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas kedua kebangkitan tersebut.
Tanpa kematian Lazarus, Marta hanya akan mengenal Tuhan Yesus sebagai seorang nabi yang memiliki kuasa Allah untuk menyembuhkan orang sakit (21-22). Namun dengan kematian Lazarus, Marta dipaksa untuk memercayakan hidup dan masa depannya kepada Yesus, yang berkuasa penuh atas hidup dan mati seseorang.
Hidup kita akan berubah menjadi penuh gairah dan semangat melayani Dia kalau kita menyadari bahwa Dia adalah Kebangkitan dan Hidup. Dengan beriman kepada Yesus, kita hidup penuh dengan pengharapan untuk mengisi setiap langkah dan detik waktu kita dengan pekerjaan yang memuliakan Tuhan.
Renungkan: Bagaimanakah pemahaman Kristus sebagai Kebangkitan dan Hidup mempengaruhi hidup Anda sekarang?
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yohanes Bagian ke-2 hari ke-2