Yakin Akan Kuasa Tuhan
(Mazmur 46)
Pada masa perang pasifik, orang-orang di beberapa negara asia membangun bungker di dekat tempat tinggalnya untuk menghindari serangan dari musuh. Bungker adalah sebuah ruangan di bawah tanah yang dibangun dengan bahan sangat kokoh untuk melindungi dari serangan misil atau bom. Apabila musuh datang menyerang maka orang-orang tersebut akan masuk ke dalam bungker hingga musuh tersebut pergi. Sungguh tempat yang sangat aman bukan? Bayangkan bila dalam tiap masalah kita bisa masuk ke bungker seperti ini. Betapa tenang jiwa kita. Kerinduan ini juga yang dialami pemazmur.
Bagi pemazmur, ia percaya bahwa Allah itu seperti bungker untuk hidupnya (2). Ia yakin bahwa Allah sanggup melindunginya dari kekacauan alam (2-4), melindungi dari serangan musuh (5-8), bahkan dahsyatnya bahaya perang (9-12). Ia seperti kota benteng yang teguh, yang tidak dapat digoyahkan dan dihancurkan oleh serangan misil atau rudal dari musuh. Karena kedahsyatan-Nya, pemazmur memuji Allah sebagai Allah yang Maha Tinggi (5) dan Tuhan semesta alam (8).
Oleh karena itulah pemazmur tidak takut karena ia tahu dan yakin bahwa kuasa Allah melampaui kekuatan alam. Ia tahu bahwa ia dapat berlindung pada Allah (2). Bahkan ketika seluruh dunia bergoncang, banyak bangsa dalam kekacauan (3, 7), namun pemazmur tetap yakin bahwa Tuhan yang Maha kuasa sanggup melindungi dan menjaga dia. Lebih daripada itu, Tuhan juga sanggup menghentikan segala kekacauan yang ada (10). Sebab itulah pemazmur dapat berkata pada dirinya “Diam dan ketahuilah” (11). Ini merupakan ungkapan keyakinan yang lahir dari pengenalan yang sungguh akan kuasa Allah. Frasa “Allah Yakub” juga menunjukkan bahwa pengenalan ini bukanlah pengenalan yang biasa, namun lahir dari sebuah relasi perjanjian yang kudus antara Allah dan umat-Nya, inilah iman pemazmur.
Renungkan: Bangunlah relasi khusus dengan Allah dan carilah Ia dalam tiap masalah kita, sebab Ia lah bungker hidup kita.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Mazmur hari ke-50
Bagi pemazmur, ia percaya bahwa Allah itu seperti bungker untuk hidupnya (2). Ia yakin bahwa Allah sanggup melindunginya dari kekacauan alam (2-4), melindungi dari serangan musuh (5-8), bahkan dahsyatnya bahaya perang (9-12). Ia seperti kota benteng yang teguh, yang tidak dapat digoyahkan dan dihancurkan oleh serangan misil atau rudal dari musuh. Karena kedahsyatan-Nya, pemazmur memuji Allah sebagai Allah yang Maha Tinggi (5) dan Tuhan semesta alam (8).
Oleh karena itulah pemazmur tidak takut karena ia tahu dan yakin bahwa kuasa Allah melampaui kekuatan alam. Ia tahu bahwa ia dapat berlindung pada Allah (2). Bahkan ketika seluruh dunia bergoncang, banyak bangsa dalam kekacauan (3, 7), namun pemazmur tetap yakin bahwa Tuhan yang Maha kuasa sanggup melindungi dan menjaga dia. Lebih daripada itu, Tuhan juga sanggup menghentikan segala kekacauan yang ada (10). Sebab itulah pemazmur dapat berkata pada dirinya “Diam dan ketahuilah” (11). Ini merupakan ungkapan keyakinan yang lahir dari pengenalan yang sungguh akan kuasa Allah. Frasa “Allah Yakub” juga menunjukkan bahwa pengenalan ini bukanlah pengenalan yang biasa, namun lahir dari sebuah relasi perjanjian yang kudus antara Allah dan umat-Nya, inilah iman pemazmur.
Renungkan: Bangunlah relasi khusus dengan Allah dan carilah Ia dalam tiap masalah kita, sebab Ia lah bungker hidup kita.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Mazmur hari ke-50