Waspadalah!
(2 Samuel 11: 1-27)
Di Indonesia beredar persepsi bahwa pria punya tiga kelemahan utama, yaitu harta, takhta dan wanita. Setelah membaca kisah-kisah kepahlawanan Daud, kearifannya dalam memimpin dan sikapnya yang rendah hati sebagai seorang raja, tampak bahwa harta dan takhta bukan titik kritis yang melemahkan Daud. Tanpa diduga, Daud yang telah mengalahkan puluhan ribu laki-laki di medan perang, ternyata bertekuk lutut di hadapan seorang perempuan.
Semua bermula dari situasi menyenangkan yang Daud ciptakan bagi dirinya sendiri. Ketika itu Daud terjun ke medan perang dan memimpin bala tentaranya. Namun ia malah bersantai di istananya. Saat itulah, dari ketinggian sotoh istana, matanya terjerat pesona sesosok perempuan cantik yang sedang mandi. Dosa mulai menjebak Daud karena apa yang tertangkap mata mulai turun ke hati. Daud penasaran dan ingin tahu siapakah perempuan itu. Ternyata dia adalah Batsyeba, istri Uria, tentaranya sendiri. Ia tak mampu mengendalikan hasratnya dan mata hatinya telah buta. Tanpa pikir panjang, ia memuaskan hasratnya atas Batsyeba hingga perempuan itu mengandung. Merasa bersalahkah Daud terhadap Batsyeba dan Uria? Merasa berdosakah Daud terhadap Tuhan? Apa mau dikata karena Daud sudah gelap mata. Bukan menyadari kesalahan, malah ia merancang kematian Uria. Sungguh mengerikan. Dosa yang satu belum diselesaikan, ditambah lagi dosa yang lain.
Penulis 2 Samuel menceritakan kejahatan Daud bukan untuk membuka aib seorang raja besar, tetapi ingin mengingatkan kita bahwa dosa selalu berusaha menjerat kita pada saat yang tidak pernah diduga. 1 Pet. 5:8 berkata, “ Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”. Maka, jangan pernah terlena dalam situasi apa pun. Gunakan perisai iman dan pedang roh, yaitu firman Tuhan untuk menangkal serangan dan melawan godaaan si jahat (Ef. 6:16-17.
Semua bermula dari situasi menyenangkan yang Daud ciptakan bagi dirinya sendiri. Ketika itu Daud terjun ke medan perang dan memimpin bala tentaranya. Namun ia malah bersantai di istananya. Saat itulah, dari ketinggian sotoh istana, matanya terjerat pesona sesosok perempuan cantik yang sedang mandi. Dosa mulai menjebak Daud karena apa yang tertangkap mata mulai turun ke hati. Daud penasaran dan ingin tahu siapakah perempuan itu. Ternyata dia adalah Batsyeba, istri Uria, tentaranya sendiri. Ia tak mampu mengendalikan hasratnya dan mata hatinya telah buta. Tanpa pikir panjang, ia memuaskan hasratnya atas Batsyeba hingga perempuan itu mengandung. Merasa bersalahkah Daud terhadap Batsyeba dan Uria? Merasa berdosakah Daud terhadap Tuhan? Apa mau dikata karena Daud sudah gelap mata. Bukan menyadari kesalahan, malah ia merancang kematian Uria. Sungguh mengerikan. Dosa yang satu belum diselesaikan, ditambah lagi dosa yang lain.
Penulis 2 Samuel menceritakan kejahatan Daud bukan untuk membuka aib seorang raja besar, tetapi ingin mengingatkan kita bahwa dosa selalu berusaha menjerat kita pada saat yang tidak pernah diduga. 1 Pet. 5:8 berkata, “ Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”. Maka, jangan pernah terlena dalam situasi apa pun. Gunakan perisai iman dan pedang roh, yaitu firman Tuhan untuk menangkal serangan dan melawan godaaan si jahat (Ef. 6:16-17.