Upah dan Penderitaan
(2 Timotius 2: 1-7)
Setiap pekerja dalam jangka waktu tertentu pasti menerima upah. Upah tersebut diberikan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukan olehnya.
Paulus dan Timotius adalah pekerja Kristus. Mereka dipanggil menjadi rekan sekerja Allah untuk mewartakan kebenaran Injil bagi banyak orang. Pelayanan mereka bukan tanpa hambatan, banyak tantangan dan kesukaran siap menghadang. Sebab itu, Paulus menasihati Timotius untuk jadi kuat (1). Kekuatan ini didapat oleh kasih karunia Kristus. Sebab hanya karena kemurahan Allah, seseorang sanggup menjalani panggilan tersebut.
Ia juga mengajarkan kepada anak rohaninya untuk memuridkan dan mendidik beberapa orang, supaya mereka dapat mengajar serta memuridkan yang lain (2). Pola ini merupakan bagian dari penerapan Amanat Agung Kristus. Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi murid dan ditugaskan untuk memuridkan orang lain agar pecaya serta menjadi murid Kristus (band. Mat. 28: 19-20)
Panggilan pemuridan tersebut tentu tidak mudah. Karena itu dibutuhkan fokus, kerelaan berkorban, kedisiplinan, serta kepatuhan kepada Allah, seperti seorang prajurit (3-4). Selain itu, diperlukan juga penyangkalan diri serta kedisiplinan menjalankan peraturan yang ada seperti seorang petani yang mengurus ladang (6). Karena itu, Paulus berdoa agar Allah memberikan kepada Timotius pengertian untuk dapat memahami banyak hal dalam pelayanannya (7).
Tantangan serta tuntunan sebagai pekerja Kristus, memang tidak mudah. Akan tetapi, ia tak pernah membiarkan kita berjuang sendiri. Anugerah-Nya selalu nyata bagi tiap orang yang melayani-Nya. Karena itu setialah pada-Nya dan bekerjalah dengan sukacita, sebab upah besar telah menanti kita di surga (4-6).
Tekad: Layani Tuhan dengan seluruh kemampuan yang kita miliki untuk kemuliaan nama-Nya.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab 1 Tesalonika 1: 1-2 Timotius 4: 22 hari ke-31
Paulus dan Timotius adalah pekerja Kristus. Mereka dipanggil menjadi rekan sekerja Allah untuk mewartakan kebenaran Injil bagi banyak orang. Pelayanan mereka bukan tanpa hambatan, banyak tantangan dan kesukaran siap menghadang. Sebab itu, Paulus menasihati Timotius untuk jadi kuat (1). Kekuatan ini didapat oleh kasih karunia Kristus. Sebab hanya karena kemurahan Allah, seseorang sanggup menjalani panggilan tersebut.
Ia juga mengajarkan kepada anak rohaninya untuk memuridkan dan mendidik beberapa orang, supaya mereka dapat mengajar serta memuridkan yang lain (2). Pola ini merupakan bagian dari penerapan Amanat Agung Kristus. Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi murid dan ditugaskan untuk memuridkan orang lain agar pecaya serta menjadi murid Kristus (band. Mat. 28: 19-20)
Panggilan pemuridan tersebut tentu tidak mudah. Karena itu dibutuhkan fokus, kerelaan berkorban, kedisiplinan, serta kepatuhan kepada Allah, seperti seorang prajurit (3-4). Selain itu, diperlukan juga penyangkalan diri serta kedisiplinan menjalankan peraturan yang ada seperti seorang petani yang mengurus ladang (6). Karena itu, Paulus berdoa agar Allah memberikan kepada Timotius pengertian untuk dapat memahami banyak hal dalam pelayanannya (7).
Tantangan serta tuntunan sebagai pekerja Kristus, memang tidak mudah. Akan tetapi, ia tak pernah membiarkan kita berjuang sendiri. Anugerah-Nya selalu nyata bagi tiap orang yang melayani-Nya. Karena itu setialah pada-Nya dan bekerjalah dengan sukacita, sebab upah besar telah menanti kita di surga (4-6).
Tekad: Layani Tuhan dengan seluruh kemampuan yang kita miliki untuk kemuliaan nama-Nya.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab 1 Tesalonika 1: 1-2 Timotius 4: 22 hari ke-31