Tuhan Melawan Israel
Yehezkiel 5: 1-17
Peragaan nubuat di ayat 1-4 menyambung perikop sebelumnya dan diteruskan dengan penjelasan makna peragaan nubuat tersebut berupa khotbah penghukuman (5-17). Kali ini pedang menjadi simbol penghukułnan yang Yehezkiel gunakan Mencukur rambut dan janggut pada masa itu bisa merupakan tindakan perkabungan, bisa juga dimengerti sebagai suatu kehinaan. Umat Țuhan akan mengalami kehinaan yang sangat oleh perbuatan tangan Tuhan sendiri atas dosa-dosa mereka.
Peragaan nubuat ini jelas sekali menyatakan bagaimana kedahsyatan penghukuman yang Tuhan lakukan atas umat-Nya. Hal itu diperjelas dalam uraian khotbah Yehezkiel (12). Sepertiga umat akan binasa bersama kehancuran Yerusalem. Penyakit sampar dan kelaparan melanda puing-puing kota tersebut sepertiga lainnya binasa oleh pedang dalam peperangan, saat pengepungan oleh musuh berlangsung. Sementara sepertiga sisanya diangkut ke pembuangan.
Tuhan menghukum Israel secara dahsyat (12-17) karena dosa-dosa pemberontakan mereka (6) yang membuat mereka lebih jahat dari pada bangsa-bangsa lain (7-11 Tuhan sendiri akan bangkit melawan mereka karena cemburu-Nya terhadap umat milik-Nya sendiri yang temyata menolak tunduk dan hormat kepada-Nya.
Hal yang menarik dari peragaan nubuat ini adalah dari sepertiga rambut terakhir yang dihembus angin bertebaran, Yehezkiel disuruh menyimpan segenggam di jubahnya (3). Inilah simbol sisa Israel yang akan diselamatkan di pembuangan. Semuanya ini menyatakan kedaulatan Allah dan inisiatif-Nya untuk tidak memusnahkan seluruhnya.
Renungkan: Berita penghukuman sedahsyat apa pun tidak pernah menjadi akhir pemberitaan mereka. Di balik hukuman Tuhan, selalu ada kasih setia-Nya. Tetapi, hal itu bukan dijadikan alasan hidup dalam keberdosaan. Karena itu, setiap sikap meremehkan anugerah-Nya menerima pendisiplinan Allah.
Peragaan nubuat ini jelas sekali menyatakan bagaimana kedahsyatan penghukuman yang Tuhan lakukan atas umat-Nya. Hal itu diperjelas dalam uraian khotbah Yehezkiel (12). Sepertiga umat akan binasa bersama kehancuran Yerusalem. Penyakit sampar dan kelaparan melanda puing-puing kota tersebut sepertiga lainnya binasa oleh pedang dalam peperangan, saat pengepungan oleh musuh berlangsung. Sementara sepertiga sisanya diangkut ke pembuangan.
Tuhan menghukum Israel secara dahsyat (12-17) karena dosa-dosa pemberontakan mereka (6) yang membuat mereka lebih jahat dari pada bangsa-bangsa lain (7-11 Tuhan sendiri akan bangkit melawan mereka karena cemburu-Nya terhadap umat milik-Nya sendiri yang temyata menolak tunduk dan hormat kepada-Nya.
Hal yang menarik dari peragaan nubuat ini adalah dari sepertiga rambut terakhir yang dihembus angin bertebaran, Yehezkiel disuruh menyimpan segenggam di jubahnya (3). Inilah simbol sisa Israel yang akan diselamatkan di pembuangan. Semuanya ini menyatakan kedaulatan Allah dan inisiatif-Nya untuk tidak memusnahkan seluruhnya.
Renungkan: Berita penghukuman sedahsyat apa pun tidak pernah menjadi akhir pemberitaan mereka. Di balik hukuman Tuhan, selalu ada kasih setia-Nya. Tetapi, hal itu bukan dijadikan alasan hidup dalam keberdosaan. Karena itu, setiap sikap meremehkan anugerah-Nya menerima pendisiplinan Allah.