Tidak Radikal, Tidak Berdaya Jangkau!
(Roma 15: 14-21)
Apa-apaan Paulus ini? Sampai dua pasal membicarakan pentingnya sikap tidak menghakimi agar tidak menjadikan kriteria kelebihan rohani sendiri kepada orang lain, lalu menganjurkan pola sikap dan perilaku yang rdikal meniru Kristus! Bukankah ada hal lain yang lebih penting secara etika dan misi yang lebih baik Paulus paparkan di sini?
Justru karena ada hubungan erat antara sikap dan perilaku yang berani meniru kasih Yesus yang teramat luas daya jangkauannya itu dengan jangkauan misi, maka Paulus berbicara panjang lebar! Apa yang membuat orang Kristen perdana susah sekali merangkak maju dari lingkup Yerusalem, ke Yudea, ke Samaria, lalu ke ujung-ujung bumi? Apa sebab untuk dapat menjangkau Kornelius, Tuhan masih harus mengirimkan terapi kejut kepada Petrus? Apa sebab kebanyakan orang Kristen masa kini tidak memiliki dorongan kuat untuk keluar tembok-tembok kegiatan gereja atau meninggalkan berbagai tradisi kegerejaan kita demi menjangkau yang terpinggir? Hanya satu, karena enak bermain di zona nyaman! Dan sikap demikian dipupuk oleh gaya hidup tidak mau radikal!
Lain halnya Paulus. Karena menerima penuh keradikalan sepak terjang Yesus dan semua implikasinya pada hidup dan pelayanan Paulus sendiri, maka ia menjadi seorang rasul dengan daya terobos yang luar biasa besar. Bahkan mungkin terdengar ekstrim, sampai ia tidak mau bermisi di tempat yang orang lain bermisi (20). Andai Paulus tipe orang yang berputar-putar di zona nyaman saja, pastilah tak akan lahir gaya hidup misioner seradikal itu. Dan karena itu, injil pun akan tetap tidak beranjak dari “kalangan sendiri” semata.
Renungkan: Apa kebanggaan Paulus? Ia meninggalkan lingkup pelayanan nyaman untuk mewujudnyatakan prinsip inkarnasi Yesus. Ia meninggalkan kenyamanan, rasa aman, pagar batas tradisi keyahudian yang terhormat, demi menjangkau mereka yang disebut tak bersunat, tidak berbagain dalam perjanjian Allah!
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Roma hari ke-35
Justru karena ada hubungan erat antara sikap dan perilaku yang berani meniru kasih Yesus yang teramat luas daya jangkauannya itu dengan jangkauan misi, maka Paulus berbicara panjang lebar! Apa yang membuat orang Kristen perdana susah sekali merangkak maju dari lingkup Yerusalem, ke Yudea, ke Samaria, lalu ke ujung-ujung bumi? Apa sebab untuk dapat menjangkau Kornelius, Tuhan masih harus mengirimkan terapi kejut kepada Petrus? Apa sebab kebanyakan orang Kristen masa kini tidak memiliki dorongan kuat untuk keluar tembok-tembok kegiatan gereja atau meninggalkan berbagai tradisi kegerejaan kita demi menjangkau yang terpinggir? Hanya satu, karena enak bermain di zona nyaman! Dan sikap demikian dipupuk oleh gaya hidup tidak mau radikal!
Lain halnya Paulus. Karena menerima penuh keradikalan sepak terjang Yesus dan semua implikasinya pada hidup dan pelayanan Paulus sendiri, maka ia menjadi seorang rasul dengan daya terobos yang luar biasa besar. Bahkan mungkin terdengar ekstrim, sampai ia tidak mau bermisi di tempat yang orang lain bermisi (20). Andai Paulus tipe orang yang berputar-putar di zona nyaman saja, pastilah tak akan lahir gaya hidup misioner seradikal itu. Dan karena itu, injil pun akan tetap tidak beranjak dari “kalangan sendiri” semata.
Renungkan: Apa kebanggaan Paulus? Ia meninggalkan lingkup pelayanan nyaman untuk mewujudnyatakan prinsip inkarnasi Yesus. Ia meninggalkan kenyamanan, rasa aman, pagar batas tradisi keyahudian yang terhormat, demi menjangkau mereka yang disebut tak bersunat, tidak berbagain dalam perjanjian Allah!
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Roma hari ke-35