Tetap Beriman dan Tanpa Kompromi!
(Daniel 3: 1-30)
Manakah yang Anda pilih: menyembah patung atau dihukum mati? Bagi Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, menyembah patung tidak akan menjadi pilihan mereka. Meski untuk itu mereka bukan hanya menghadapi risiko kehilangan jabatan, melainkan juga nyawa! Padahal banyak orang yang rela melakukan apa saja demi mempertahankan nyawa. Malah demi sebuah jabatan, banyak orang rela \'menjual\' imannya. Bagi ketiga rekan Daniel itu, meskipun Tuhan tidak melepaskan mereka dari perapian yang menyala-nyala, menyembah patung tidak akan pernah menjadi pilihan mereka (17-18)!
Mendengar pendirian ketiga orang Israel ini, raja murka. Saat itu raja sedang berusaha menyatukan berbagai bangsa yang berada di bawah kekuasannya. Alat yang dipakai untuk itu adalah kesatuan agama, yakni penyembahan kepada patung emas buatan Nebukadnezar. Bagi bangsa-bangsa selain Yahudi, yang percaya kepada banyak dewa, hal itu bukan masalah. Mudah saja menjadikan patung emas sebagai salah satu dewa yang harus mereka sembah. Namun itu masalah besar bagi Israel. Israel hanya boleh menyembah Allah! Tak boleh yang lain! Maka berhadapan dengan titah raja membuat mereka harus memasuki perapian yang menyala-nyala, yang panasnya ditingkatkan tujuh kali lipat. Pastilah dalam sekejap ketiga orang itu akan hangus dimakan api. Akan tetapi, Tuhan hadir dan menyatakan kuasa-Nya. Jangankan hangus, ketiga orang itu malah berjalan-jalan di tengah api yang membara disertai seseorangyang rupanya seperti anak dewa (25). Padahal mereka dimasukkan dengan tubuh terikat. Nebukadnezar pun takjub. Selanjutnya, selain nyawa selamat, jabatan tinggi pun mereka terima dari raja (30).
Renungkan: Tidak ada alasan bagi kita untuk kompromi dan menjual iman kita. Betapapun tuntutan zaman maupun tekanan politik, kita harus tetap setia beriman kepada Kristus, walau sikap kita membawa risiko terhadap keselamatan kita.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Daniel - Yunus hari ke-4
Mendengar pendirian ketiga orang Israel ini, raja murka. Saat itu raja sedang berusaha menyatukan berbagai bangsa yang berada di bawah kekuasannya. Alat yang dipakai untuk itu adalah kesatuan agama, yakni penyembahan kepada patung emas buatan Nebukadnezar. Bagi bangsa-bangsa selain Yahudi, yang percaya kepada banyak dewa, hal itu bukan masalah. Mudah saja menjadikan patung emas sebagai salah satu dewa yang harus mereka sembah. Namun itu masalah besar bagi Israel. Israel hanya boleh menyembah Allah! Tak boleh yang lain! Maka berhadapan dengan titah raja membuat mereka harus memasuki perapian yang menyala-nyala, yang panasnya ditingkatkan tujuh kali lipat. Pastilah dalam sekejap ketiga orang itu akan hangus dimakan api. Akan tetapi, Tuhan hadir dan menyatakan kuasa-Nya. Jangankan hangus, ketiga orang itu malah berjalan-jalan di tengah api yang membara disertai seseorangyang rupanya seperti anak dewa (25). Padahal mereka dimasukkan dengan tubuh terikat. Nebukadnezar pun takjub. Selanjutnya, selain nyawa selamat, jabatan tinggi pun mereka terima dari raja (30).
Renungkan: Tidak ada alasan bagi kita untuk kompromi dan menjual iman kita. Betapapun tuntutan zaman maupun tekanan politik, kita harus tetap setia beriman kepada Kristus, walau sikap kita membawa risiko terhadap keselamatan kita.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Daniel - Yunus hari ke-4