Tenang Dekat Tuhan
(Mazmur 131)
Kesombongan, menurut ttadisi bapak-bapak padang gurun
(para biarawan abad ke-4), merupakan satu dari tujuh dosa Yang mematikan. Perasaan sombong dapat muncul saat seseorang ada dalam kondisi puncak, contohnya: berhasil dalam bisnis, memenangkan pertandingan, menjadi nomor satu dalam salah satu bidang tertentu. Keberhasilan dan kebanggaan tak jarang menumbuhkan benih kesombongan dalam diri seseorang. Karena itu, kita perlu memandang keberhasilan dalam porsi yang tepat, yaitu dalam cara pandang Tuhan.
Teks kita hari ini mengajarkan kita untuk melihat kesuksesan sebagai bagian dari anugerah Tuhan. Pemazmur berikrar bahwa ia akan tetap hidup dalam kerendahan hati. Sikap rendah hati ini didasarkan atas kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas dan penuh kelemahan (1 ). Keberhasilan yang selama ini diterima adalah bagian dari anugerah Allah. Karena itu, pemazmur hanya ingin hidup bersandar pada kebaikan Tuhan. Seperti seorang anak bayi yang hidup bergantung pada ibunya, demikian pemazmur memandang Allah sebagai pelindung dan sumber hidupnya (2).
Pengakuan mendalam pemazmur tentang Allah sebagai sumber kehidupannya membawa sikap hidup yang penuh dengan pengharapan pada-Nya. Pemazmur juga mengajak umat Israel berharap hanya pada Allah. la sadar bahwa hidup Israel sebagai sebuah bangsa, tak dapat lepas dari kasih karunia Allah.
Dialah Allah perjanjian yang menjaga dan menuntun umat-Nya.
Renungkan: Kesuksesan, kekayaan, maupun segala kemampuan yang kita miliki bersumber hanya dari Tuhan. Tanpa berpegang dan bergantung penuh pada-Nya, maka hidup kita akan menjadi sia-sia. Sebab itu, janganlah menjauh dan padaNya. Carilah terus wajah Tuhan dan turutj segala firman-Nya.
(para biarawan abad ke-4), merupakan satu dari tujuh dosa Yang mematikan. Perasaan sombong dapat muncul saat seseorang ada dalam kondisi puncak, contohnya: berhasil dalam bisnis, memenangkan pertandingan, menjadi nomor satu dalam salah satu bidang tertentu. Keberhasilan dan kebanggaan tak jarang menumbuhkan benih kesombongan dalam diri seseorang. Karena itu, kita perlu memandang keberhasilan dalam porsi yang tepat, yaitu dalam cara pandang Tuhan.
Teks kita hari ini mengajarkan kita untuk melihat kesuksesan sebagai bagian dari anugerah Tuhan. Pemazmur berikrar bahwa ia akan tetap hidup dalam kerendahan hati. Sikap rendah hati ini didasarkan atas kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas dan penuh kelemahan (1 ). Keberhasilan yang selama ini diterima adalah bagian dari anugerah Allah. Karena itu, pemazmur hanya ingin hidup bersandar pada kebaikan Tuhan. Seperti seorang anak bayi yang hidup bergantung pada ibunya, demikian pemazmur memandang Allah sebagai pelindung dan sumber hidupnya (2).
Pengakuan mendalam pemazmur tentang Allah sebagai sumber kehidupannya membawa sikap hidup yang penuh dengan pengharapan pada-Nya. Pemazmur juga mengajak umat Israel berharap hanya pada Allah. la sadar bahwa hidup Israel sebagai sebuah bangsa, tak dapat lepas dari kasih karunia Allah.
Dialah Allah perjanjian yang menjaga dan menuntun umat-Nya.
Renungkan: Kesuksesan, kekayaan, maupun segala kemampuan yang kita miliki bersumber hanya dari Tuhan. Tanpa berpegang dan bergantung penuh pada-Nya, maka hidup kita akan menjadi sia-sia. Sebab itu, janganlah menjauh dan padaNya. Carilah terus wajah Tuhan dan turutj segala firman-Nya.