Taat, Tetapi Tidak Total
( 2 Tawarikh 25: 1-28 )
Seperti halnya orang Yehuda zaman itu, kita merasakan bangkitnya harapan dan kesukaan dari tindakan Amazia di bagian awal pemerintahannya. Tampaknya Amazia memiliki keinginannya untuk menaati taurat Tuhan. Misalnya, ia tidak balas dendam terhadap semua keluarga orang-orang yang telah membunuh ayahnya. Ia melakukan hal itu karena menaati firman Tuhan yang mengatakan bahwa tanggung jawab atas dosa tidak berlaku kepada pihak yang masih berhubungan keluarga (4). Selain itu, ia mendengar nasihat seorang hamba Allah agar tidak membangun kekuatan dengan mengandalkan uang kepada pasukan sewaan dari Israel (7-10). Ia bersedia kehilangan uang walau batal memakai mereka. Sebab ia yakin bahwa Allah sumber kuasa dan harta.
Kebijakan selanjutnya membuat kita menjadi cemas dan kecewa. Kebijaksanaan dan ketaatannya pada firman Allah di bagian awal masa pemerintahannya telah sirna dengan makin jayanya Amazia dalam berbagai medan peperangan. Sesuai mengalahkan Edom, Amazia menjadikan dewa-dewa Edom sebagai objek penyembahannya (14). Tidak heran apabila tindakan Allah menghukum Amazia berlangsung seiring dengan sifatnya yang cepat panas, berpikir pendek, sombong, dan keras kepala (15-17). Permulaan yang baik terpaksa Harus berakhir dengan cara menyedihkan. Akhirnya Amazia kalah dan mati di tangan Yoas, raja Israel, yang juga merampasi kekayaan Yehuda dan bait Allah (20-24). Sayang, kebaikan dan kesetiaan Allah begitu besar tidak dihayati dengan serius..
Renungkan: Kesetiaan dan ketekunan dalam menaati firman-Nya dari hari ke hari dapat meluputkan kita dari pengaruh dosa atas kehidupan pribadi maupun sosial.
Kebijakan selanjutnya membuat kita menjadi cemas dan kecewa. Kebijaksanaan dan ketaatannya pada firman Allah di bagian awal masa pemerintahannya telah sirna dengan makin jayanya Amazia dalam berbagai medan peperangan. Sesuai mengalahkan Edom, Amazia menjadikan dewa-dewa Edom sebagai objek penyembahannya (14). Tidak heran apabila tindakan Allah menghukum Amazia berlangsung seiring dengan sifatnya yang cepat panas, berpikir pendek, sombong, dan keras kepala (15-17). Permulaan yang baik terpaksa Harus berakhir dengan cara menyedihkan. Akhirnya Amazia kalah dan mati di tangan Yoas, raja Israel, yang juga merampasi kekayaan Yehuda dan bait Allah (20-24). Sayang, kebaikan dan kesetiaan Allah begitu besar tidak dihayati dengan serius..
Renungkan: Kesetiaan dan ketekunan dalam menaati firman-Nya dari hari ke hari dapat meluputkan kita dari pengaruh dosa atas kehidupan pribadi maupun sosial.