Siap Setiap Saat
(Matius 21: 12-17)
Matius dan penulis Injil lainnya mengingatkan hubungan antara tindakan Tuhan Yesus dengan fungsi Bait Allah yang benar seperti yang dikemukakan oleh nabi Yeremia (bdk. Yer. 7: 1-10). Bait Allah dimengerti sebagai ‘rumah’, juga sebagai ‘tempat kudus’ Allah. Tuhan Yesus ingin agar Rumah Allah itu benar-benar menjadi tempat kudus yang di dalamnya Allah berdiam.
Apa yang Tuhan Yesus lakukan? Ia mengejutkan pengunjung Bait Allah dengan tindakan-Nya mengacaukan dan menghentikan pasar serta kegiatannya di pelataran Bait Allah (12). Sepertinya kehadiran para pedagang di pelataran Bati Allah itu menolong orang yang datang dari jauh dengan menyediakan hewan yang akan dipersembahkan sebagai korban. Padahal para pedagang ini bersekongkol dengan para imam untuk mencari keuntungan semata. Yang terjadi adalah para pedangan itu memonopoli hewan korban tersebut dan menjualnya dengan harga yang sangat mahal. Para pengunjung itu seolah “dirampok”. Itu sebabnya para imam jengkel dengan tindakan Tuhan Yesus (15). Tuhan Yesus tidak hanya menentang penyalahgunaan Bait Allah seperti ini, Ia ingin mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai rumah doa (13). Ia juga memberikan pengajaran melalui perbuatan-Nya menjadikan Bait Allah sebagai tempat belas kasih Tuhan dinyatakan. Maka mereka yang dijamah Tuhan menyanyikan pujian dan bersorak hosana (14-16).
Gereja seharusnya menjadi tempat orang bertemu dengan Tuhan, menikmati dan mengalami karya Tuhan yang membebaskan manusia dari belenggu dosa. Kita yang adalah umat Tuhan dipanggil sebagai agen Allah untuk memfungsikan gereja sebagaimana seharusnya. Menjadikan gereja yang berfungsi sesuai firman Tuhan merupakan tugas kita sebagai jemaat dan bukan hanya tanggung jawab para rohaniawan.
Doaku: Tuhan, ajarlah kami menggunakan gereja pemberian-Mu dengan benar, yaitu tempat kasih-Mu dipraktikkan.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Matius Bagian ke-2 hari ke-14
Apa yang Tuhan Yesus lakukan? Ia mengejutkan pengunjung Bait Allah dengan tindakan-Nya mengacaukan dan menghentikan pasar serta kegiatannya di pelataran Bait Allah (12). Sepertinya kehadiran para pedagang di pelataran Bati Allah itu menolong orang yang datang dari jauh dengan menyediakan hewan yang akan dipersembahkan sebagai korban. Padahal para pedagang ini bersekongkol dengan para imam untuk mencari keuntungan semata. Yang terjadi adalah para pedangan itu memonopoli hewan korban tersebut dan menjualnya dengan harga yang sangat mahal. Para pengunjung itu seolah “dirampok”. Itu sebabnya para imam jengkel dengan tindakan Tuhan Yesus (15). Tuhan Yesus tidak hanya menentang penyalahgunaan Bait Allah seperti ini, Ia ingin mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai rumah doa (13). Ia juga memberikan pengajaran melalui perbuatan-Nya menjadikan Bait Allah sebagai tempat belas kasih Tuhan dinyatakan. Maka mereka yang dijamah Tuhan menyanyikan pujian dan bersorak hosana (14-16).
Gereja seharusnya menjadi tempat orang bertemu dengan Tuhan, menikmati dan mengalami karya Tuhan yang membebaskan manusia dari belenggu dosa. Kita yang adalah umat Tuhan dipanggil sebagai agen Allah untuk memfungsikan gereja sebagaimana seharusnya. Menjadikan gereja yang berfungsi sesuai firman Tuhan merupakan tugas kita sebagai jemaat dan bukan hanya tanggung jawab para rohaniawan.
Doaku: Tuhan, ajarlah kami menggunakan gereja pemberian-Mu dengan benar, yaitu tempat kasih-Mu dipraktikkan.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Matius Bagian ke-2 hari ke-14