Roti Hidup
(Yohanes 6: 28-40)
Manusia berdosa tidak mungkin mengerti hal-hal rohani. Hanya orang yang memiliki Roh Allah yang mampu memahami kebenaran rohani.
Yesus telah menunjukkan kedangkalan hidup orang banyak yang berorientasi hanya pada perut. Yesus mengajak mereka untuk menunjukkan hidup mereka pada hal-hal yang esensial, yaitu hal-hal yang dikehendaki Allah. Kehendak Allah adalah manusia percaya kepada Tuhan Yesus (29) sebagai satu-satu-Nya utusan yang dimateraikan Allah untuk memberikan hidup kekal (27b). Namun, jawaban mereka menunjukkan orientasi mereka pada hal-hal lahiriah. Mereka menuntut tanda roti manna seperti yang Musa berikan kepada nenek moyang mereka di padang gurun (30-31).
Sebab itu, Yesus mengingatkan mereka bahwa Allah Bapalah sumber manna itu, bukan Musa (32). Allah telah mengutus Tuhan Yesus sebagai roti yang dapat mengenyangkan untuk kehidupan yang kekal (33). Namun, mereka tidak mampu memahami makna rohani yang Yesus ajarkan (34).
Hanya oleh anugerah Allah manusia berdosa dapat menyadari kebutuhan hidup mereka yang terdalam, yaitu kebutuhan akan Allah. Hanya orang-orang yang Allah Bapa berikan kepada Yesus yang akan merespons Dia dan menerima-Nya dalam hati mereka (37) sehingga mereka dipuaskan selamanya (35). Kristus adalah Roti Hidup yang diberikan Allah Bapa. Melalui ketaatan-Nya melaksanakan kehendak Bapa, setiap orang yang percaya kepada-Nya akan mendapatkan hidup kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman (39-40).
Kegagalan untuk menyadari hal rohani disebabkan oleh salah orientasi hidup. Hanya dekat kepada Yesus dan membiarkan Dia berdaulat atas segala aspek hidup kita, maka kita akan semakin dimampukan untuk menghayati hadirat-Nya dalam semua aspek hidup kita yang bersifat sementara ini.
Renungkan: Ketika Anda kenyang secara jasmani, makin rindukah Anda dikenyangkan oleh firman dan hadirat-Nya?
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yohanes Bagian ke-1 hari ke-21
Yesus telah menunjukkan kedangkalan hidup orang banyak yang berorientasi hanya pada perut. Yesus mengajak mereka untuk menunjukkan hidup mereka pada hal-hal yang esensial, yaitu hal-hal yang dikehendaki Allah. Kehendak Allah adalah manusia percaya kepada Tuhan Yesus (29) sebagai satu-satu-Nya utusan yang dimateraikan Allah untuk memberikan hidup kekal (27b). Namun, jawaban mereka menunjukkan orientasi mereka pada hal-hal lahiriah. Mereka menuntut tanda roti manna seperti yang Musa berikan kepada nenek moyang mereka di padang gurun (30-31).
Sebab itu, Yesus mengingatkan mereka bahwa Allah Bapalah sumber manna itu, bukan Musa (32). Allah telah mengutus Tuhan Yesus sebagai roti yang dapat mengenyangkan untuk kehidupan yang kekal (33). Namun, mereka tidak mampu memahami makna rohani yang Yesus ajarkan (34).
Hanya oleh anugerah Allah manusia berdosa dapat menyadari kebutuhan hidup mereka yang terdalam, yaitu kebutuhan akan Allah. Hanya orang-orang yang Allah Bapa berikan kepada Yesus yang akan merespons Dia dan menerima-Nya dalam hati mereka (37) sehingga mereka dipuaskan selamanya (35). Kristus adalah Roti Hidup yang diberikan Allah Bapa. Melalui ketaatan-Nya melaksanakan kehendak Bapa, setiap orang yang percaya kepada-Nya akan mendapatkan hidup kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman (39-40).
Kegagalan untuk menyadari hal rohani disebabkan oleh salah orientasi hidup. Hanya dekat kepada Yesus dan membiarkan Dia berdaulat atas segala aspek hidup kita, maka kita akan semakin dimampukan untuk menghayati hadirat-Nya dalam semua aspek hidup kita yang bersifat sementara ini.
Renungkan: Ketika Anda kenyang secara jasmani, makin rindukah Anda dikenyangkan oleh firman dan hadirat-Nya?
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yohanes Bagian ke-1 hari ke-21