Pujian bagi Allah
( 1 Tawarikh 29: 10-19 )
Kini perhatian Daud terarah kepada Allah yang memberi kelancaran dalam pembangunan Bait Suci. Di depan seluruh jemaah, Daud memuji Allah karena segala hal yang telah diberikan-Nya bagi Daud. Selain itu, Daud juga memohon berkatAllah bagi generasi selanjutnya.
Ada 3 bagian di dalam puji-pujian ini. Pertama, Daud memulainya dengan rangkaian pujian bagi Allah (10b-13). Allah harus dipuji dari kekal sampai kekal (10b), karena Ia begitu baik kepada Daud. Lalu, Daud menjelaskan mengapa Allah layak dipuji? Allah adalah Allah yang memiliki kejayaan, kehormatan, dan kemuliaan (11). Pengungkapan ini menunjukan antusiasme Daud mengingat apa yang telah Allah lakukan di langit dan di bumi (11a-c). Allah dipuji karena kedaulatan-Nya yang dinyatakan melalui kerajaan Israel (11d). Segala kemakmuran dan kesejahteraan berasal dari Allah yang adalah penguasa segala sesuatu (12). Bagian ini ditutup dengan ucapan terima kasih dan syukur kepada Allah (13).
Kedua, Daud menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah (14). Ia menyamakan dirinya sebagai orang asing yang bergantung atas kebaikan orang lain (lih. Ul. 10:18). Meskipun Daud sudah aman di tanah Israel, ia dan rakyatnya tetap perlu bersandar kepada Allah sebagaimana nenek moyang mereka di padang gurun (15).
Ketiga, Daud berdoa untuk masa depan kerajaan Israel (17-19). Doa ini dimulai dengan ketulusan hati dan komitmen yang kuat (17). Daud meminta agar sikap hati ini dipelihara selamanya. Kemudian, Daud meminta agar Salomo pun memiliki sikap hati yang sama, yaitu kesetiaan dalam membangun rumah Allah. Hanya dengan ketulusan hati pembangunan bait Allah dapat selesai dibangun.
Renungkan: Kerendahan hati, bersandar kepada Tuahn, kesetiaan, dan ketulusan hati adalah prasyarat pemulihaan Allah.
Ada 3 bagian di dalam puji-pujian ini. Pertama, Daud memulainya dengan rangkaian pujian bagi Allah (10b-13). Allah harus dipuji dari kekal sampai kekal (10b), karena Ia begitu baik kepada Daud. Lalu, Daud menjelaskan mengapa Allah layak dipuji? Allah adalah Allah yang memiliki kejayaan, kehormatan, dan kemuliaan (11). Pengungkapan ini menunjukan antusiasme Daud mengingat apa yang telah Allah lakukan di langit dan di bumi (11a-c). Allah dipuji karena kedaulatan-Nya yang dinyatakan melalui kerajaan Israel (11d). Segala kemakmuran dan kesejahteraan berasal dari Allah yang adalah penguasa segala sesuatu (12). Bagian ini ditutup dengan ucapan terima kasih dan syukur kepada Allah (13).
Kedua, Daud menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah (14). Ia menyamakan dirinya sebagai orang asing yang bergantung atas kebaikan orang lain (lih. Ul. 10:18). Meskipun Daud sudah aman di tanah Israel, ia dan rakyatnya tetap perlu bersandar kepada Allah sebagaimana nenek moyang mereka di padang gurun (15).
Ketiga, Daud berdoa untuk masa depan kerajaan Israel (17-19). Doa ini dimulai dengan ketulusan hati dan komitmen yang kuat (17). Daud meminta agar sikap hati ini dipelihara selamanya. Kemudian, Daud meminta agar Salomo pun memiliki sikap hati yang sama, yaitu kesetiaan dalam membangun rumah Allah. Hanya dengan ketulusan hati pembangunan bait Allah dapat selesai dibangun.
Renungkan: Kerendahan hati, bersandar kepada Tuahn, kesetiaan, dan ketulusan hati adalah prasyarat pemulihaan Allah.