Persepuluhan dari Hati
(Maleakhi 3: 6-18)
Perintah persepuluhan berasal dari Hukum Taurat dan persepuluhan yang dipersembahkan Abraham kepada Melkisedek. Persepuluhan adalah pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan Ia berdaulat atas semuanya.
Maleakhi menegur umat Israel yang terus-menerus tidak setia dan tidak sungguh-sungguh percaya kepada-Nya (7). Walaupun secara lahiriah mereka masih beribadah kepada Allah, namun mereka tidak melihat Allah sebagai sumber hidup mereka sehingga mereka pun melalaikan perintah Hukum Taurat mengenai persembahan persepuluhan. Mengabaikan persembahan persepuluhan dalam Perjanjian Lama berdampak langsung pada pelayanan Bait Allah (10). Kemudian dalam memuliakan Allah (ibadah, persepuluhan, dll.) adalah gejala dari sikap hati menjauhi Allah (13-14). Oleh karena itu, Allah menegur keras Israel dan meminta mereka memberikan persepuluhan yang keluar dari hati yang menghormati Allah. Hanya ketika mereka belajar mengutamakan Tuhan dalam hidup mereka, hidup taat pada firman-Nya, maka mereka akan kembali menjadi umat kesayangan-Nya dan berkat-berkat Tuhan kembali dicurahkan (16-18). Maleakhi menantang umat Israel untuk kembali setia kepada-Nya. Allah tidak pernah curang dan berubah kasih setia-Nya terhadap mereka (6). Dia siap “membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat” kepada umat-Nya yang mau bertobat (17).
Renungkan: Persepuluhan adalah peraturan Hukum Taurat bagi umat Tuhan PL, bagian dari pengakuan iman mereka bahwa Tuhanlah pemilik mereka. Bagi kita, hidup ini milik Kristus sepenuhnya. Wujudkan pengakuan iman kita bukan hanya dengan uang atau harta kita, tetapi persembahan tubuh yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Nya. Minta Dia terus menerus memperbaharui kita agar makin menyerupai Kristus (Rm. 12: 1-2).
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Mikha-Maleakhi hari ke-54
Maleakhi menegur umat Israel yang terus-menerus tidak setia dan tidak sungguh-sungguh percaya kepada-Nya (7). Walaupun secara lahiriah mereka masih beribadah kepada Allah, namun mereka tidak melihat Allah sebagai sumber hidup mereka sehingga mereka pun melalaikan perintah Hukum Taurat mengenai persembahan persepuluhan. Mengabaikan persembahan persepuluhan dalam Perjanjian Lama berdampak langsung pada pelayanan Bait Allah (10). Kemudian dalam memuliakan Allah (ibadah, persepuluhan, dll.) adalah gejala dari sikap hati menjauhi Allah (13-14). Oleh karena itu, Allah menegur keras Israel dan meminta mereka memberikan persepuluhan yang keluar dari hati yang menghormati Allah. Hanya ketika mereka belajar mengutamakan Tuhan dalam hidup mereka, hidup taat pada firman-Nya, maka mereka akan kembali menjadi umat kesayangan-Nya dan berkat-berkat Tuhan kembali dicurahkan (16-18). Maleakhi menantang umat Israel untuk kembali setia kepada-Nya. Allah tidak pernah curang dan berubah kasih setia-Nya terhadap mereka (6). Dia siap “membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat” kepada umat-Nya yang mau bertobat (17).
Renungkan: Persepuluhan adalah peraturan Hukum Taurat bagi umat Tuhan PL, bagian dari pengakuan iman mereka bahwa Tuhanlah pemilik mereka. Bagi kita, hidup ini milik Kristus sepenuhnya. Wujudkan pengakuan iman kita bukan hanya dengan uang atau harta kita, tetapi persembahan tubuh yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Nya. Minta Dia terus menerus memperbaharui kita agar makin menyerupai Kristus (Rm. 12: 1-2).
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Mikha-Maleakhi hari ke-54