Perjalanan Hidup yang Tidak Sia-Sia
(2 Raja-Raja 13:14-25)
Membaca biografi seorang pendeta yang dipakai Tuhan semasa hidupnya pasti menimbulkan sukacita. Melihat perbuatan Tuhan yang menyertai hidupnya akan membuat kita mendapatkan penghiburan rohani.
Bagian ini istimewa sebab mengisahkan akhir hidup Elisa yang terkesan”diselipkan” di antara cerita para raja-raja Yehuda dan Israel (lih. 2 Raj. 2:1-18). Elisa dikenal di Israel sebab ia sering menubuatkan jalannya politik negara Israel (lih. 2 Raj. 3; 5; 6:8-7:19; 8:7-15). Di sini pun, Elisa tetap menubuatkan tindakan Allah yang menolong raja Yoas dari penindasan raja Aram (2 Raj. 13:15-18).
Di akhir hidupnya, Elisa tidak menolak kedatangan Yoas meski ia tahu Yoas tidak takut pada Tuhan. Ia justru bernubuat sebab ia berharap agar dengan jalan ini Yoas berpaling pada Allah. Itu sebabnya, tindakan Yoas yang melakukan petunjuk Elisa dengan setengah hati membuatnya gusar (19,22,24-25). Kehidupan, integritas, kesetiaan, dan pelayanan Elisa kepada Allah Israel tak berubah sampai akhir hidupnya. Elisa mengakhiri hidupnya dengan baik dan benar sampai-sampai kuasa Allah tetap dinyatakan stelah kematiannya (20-21). Seumur hidupnya nabi Elisa tetap melayani Israel sebab ia tahu Allah mengasihi mereka (23). Sayang sekali, sampai Elisa meninggal pun raja Yoas tak kunjung berpaling kepada Allah Israel.
Melayani mereka yang tersesat tidak selalu memberikan hasil seperti yang kita harapkan, yaitu melihat pertobatan mereka. Apakah hal ini berarti para Hamba Tuhan tidak usah melayani umat-Nya lagi? Apakah berarti kita tidak perlu lagi menjaga integritas diri sesuai dengan Firman-Nya? Jawabanya tidak! Sebab upah kita bukan dari manusia, melainkan dari Allah yang melihat semua jerih payah kita.
Renungkan: Pertahankanlah panggilan Allah untuk melayani-Nya. Akhirilah perjuangan pelayanan dengan hati yang tetap tertuju pada-Nya.
Bagian ini istimewa sebab mengisahkan akhir hidup Elisa yang terkesan”diselipkan” di antara cerita para raja-raja Yehuda dan Israel (lih. 2 Raj. 2:1-18). Elisa dikenal di Israel sebab ia sering menubuatkan jalannya politik negara Israel (lih. 2 Raj. 3; 5; 6:8-7:19; 8:7-15). Di sini pun, Elisa tetap menubuatkan tindakan Allah yang menolong raja Yoas dari penindasan raja Aram (2 Raj. 13:15-18).
Di akhir hidupnya, Elisa tidak menolak kedatangan Yoas meski ia tahu Yoas tidak takut pada Tuhan. Ia justru bernubuat sebab ia berharap agar dengan jalan ini Yoas berpaling pada Allah. Itu sebabnya, tindakan Yoas yang melakukan petunjuk Elisa dengan setengah hati membuatnya gusar (19,22,24-25). Kehidupan, integritas, kesetiaan, dan pelayanan Elisa kepada Allah Israel tak berubah sampai akhir hidupnya. Elisa mengakhiri hidupnya dengan baik dan benar sampai-sampai kuasa Allah tetap dinyatakan stelah kematiannya (20-21). Seumur hidupnya nabi Elisa tetap melayani Israel sebab ia tahu Allah mengasihi mereka (23). Sayang sekali, sampai Elisa meninggal pun raja Yoas tak kunjung berpaling kepada Allah Israel.
Melayani mereka yang tersesat tidak selalu memberikan hasil seperti yang kita harapkan, yaitu melihat pertobatan mereka. Apakah hal ini berarti para Hamba Tuhan tidak usah melayani umat-Nya lagi? Apakah berarti kita tidak perlu lagi menjaga integritas diri sesuai dengan Firman-Nya? Jawabanya tidak! Sebab upah kita bukan dari manusia, melainkan dari Allah yang melihat semua jerih payah kita.
Renungkan: Pertahankanlah panggilan Allah untuk melayani-Nya. Akhirilah perjuangan pelayanan dengan hati yang tetap tertuju pada-Nya.