Pergumulan Yesus
(Matius 26: 36-46)
Saat terakhir menjelang kematian-Nya, Yesus begitu sedih, gentar, dan takut menghadapi murka dan hukuman Allah atas dosa yang akan ditimpakan kepada-Nya (38). Tiga kali ia berdoa agar cawan yang melambangkan penderitaan dan kesengsaraam itu disingkirkan. Dalam doa pertama (39) walau tetap dalam penundukan diri dan ketaatan penuh kepada kehendak Bapa, Yesus meyadari bahwa mustahil Ia menghindari cawan yang harus diminum sampai tetes terakhir. Pada doa kedua dan ketiga, terlihat Yesus lebih seriius mempersiapkan diri untuk menunaikan kehendak Bapa-Nya.
Disaat begitu menegangkan, Yesus meminta ketiga murid-Nya untuk berdoa bagi diri mereka (40). Sekalipun tubuh lemah, murid-murid harus berdoa menghadapi pencobaan yang berat (41). Sayangnya ketiga murid yang diharapkan menjadi teman doa-Nya justru tertidur. Yesus bergumul seorang diri. Akhirnya, Ia menang dan siap menghadapi jalan salib. Ia taat melaksanakan kehendak Bapa (43-46).
Pergumulan yang Yesus rasakan dan alami sangat berat. Dosa yang harus ditanggungNya bukan satu atau dua orang, melainkan dosa seluruh umat manusia, mulai zaman Adam sampai kedatangan-Nya yamg kedua kali. Tidak bisa dibayangkan betapa pekat dan mengerikannya cawan murka Allah itu. Di tengah pergumulan hebat Yesus memilih untuk berdoa dan berserah kepada Allah. Persekutuan-Nya dengan Bapa Surgawi membuat Yesus sanggup menghadapi sengsara dan derita yang harus ditanggung-Nya di kayu salib.
Renungkan : kesedihan, kepedihan, dan kegentaran untuk meminum cawan itu tidak ditolak oleh Tuhan Yesus. Sebab Ia tahu bahwa untuk itu Ia datang ke dalam dunia yang berdosa untuk menanggung murka dan hukuman Allah atas dosa manusia, yaitu dosa saya dan Anda.
(Sumber diambil dari Renungan 31 hari topik-topik Paskah hari ke-12)
Disaat begitu menegangkan, Yesus meminta ketiga murid-Nya untuk berdoa bagi diri mereka (40). Sekalipun tubuh lemah, murid-murid harus berdoa menghadapi pencobaan yang berat (41). Sayangnya ketiga murid yang diharapkan menjadi teman doa-Nya justru tertidur. Yesus bergumul seorang diri. Akhirnya, Ia menang dan siap menghadapi jalan salib. Ia taat melaksanakan kehendak Bapa (43-46).
Pergumulan yang Yesus rasakan dan alami sangat berat. Dosa yang harus ditanggungNya bukan satu atau dua orang, melainkan dosa seluruh umat manusia, mulai zaman Adam sampai kedatangan-Nya yamg kedua kali. Tidak bisa dibayangkan betapa pekat dan mengerikannya cawan murka Allah itu. Di tengah pergumulan hebat Yesus memilih untuk berdoa dan berserah kepada Allah. Persekutuan-Nya dengan Bapa Surgawi membuat Yesus sanggup menghadapi sengsara dan derita yang harus ditanggung-Nya di kayu salib.
Renungkan : kesedihan, kepedihan, dan kegentaran untuk meminum cawan itu tidak ditolak oleh Tuhan Yesus. Sebab Ia tahu bahwa untuk itu Ia datang ke dalam dunia yang berdosa untuk menanggung murka dan hukuman Allah atas dosa manusia, yaitu dosa saya dan Anda.
(Sumber diambil dari Renungan 31 hari topik-topik Paskah hari ke-12)