Penyesatan Zaman Akhir
(2 Tesalonika 2: 1-12)
Berbagai macam cara dilakukan dalam menghadapi berita tentang kedatangan Tuhan dan akhir zaman. Ada beberapa orang Kristen yang mencoba lebih tekun membaca firman dan bersekutu. Ada juga kelompok tertentu yang justru mengasingkan diri di suatu lokasi, menjual harta mereka, dan berpuasa menantikan kedatangan Yesus.
Menanggapi tentang hal kedatangan Kristus kembali, membuat jemaat Tesalonika menjadi bingung dan gelisah. Ini disebabkan Tuhan sudah datang (1-2). Kabar ini berasal dari orang-orang yang mengaku mendapat ilham roh, bahkan tak segan meminjam nama para rasul sebagai otoritas mereka.
Karena itu, Paulus mengingatkan jemaat agar tidak mudah disesatkan oleh pemberitaan palsu tersebut. Ia memberi beberapa tanda, salah satunya: adanya kemurtadan akibat manusia durhaka (3). Orang tersebut meninggikan diri sebagai Allah (4). Meski saat ini, manusia durhaka belum menampakkan jati diri yang sesungguhnya. Namun, akan ada waktunya, ia akan menunjukkan siapa dirinya. Kedatangannya disertai dengan mukjizat dan tanda-tanda luar biasa (9-10). Hal ini dimaksudkan agar banyak orang percaya, tertarik dan berbalik mengikutinya (11). Meski demikian, Paulus mengatakan bahwa semua ini tetap ada dalam kontrol Allah (11-12).
Pesan Paulus jelas, bahwa menantikan kedatangan Tuhan harus penuh dengan kewaspadaan. Bukan hanya bagi jemaat Tesalonika, tetapi juga untuk kita saat ini. Sebab, upaya penyesatan selalu ada sepanjang zaman. Bahkan di masa kini, usaha tersebut semakin cerdik dan tak mudah diketahui. Namun, syukur pada Allah bila sampai hari ini kita tetap dapat bertahan dalam iman. Itu semua adalah anugerah dari Allah yang mengontrol dan menjaga kita, untuk tetap setia pada-Nya.
Renungkan: Bertahan dalam iman di akhir zaman tidaklah mudah. Butuh anugerah Allah. Sebab itu, mohon pada Dia agar terus menjaga iman kita dan tetap kritis terhadap segala pandangan yang ada.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab 1 Tesalonika 1: 1-2 Timotius 4: 22 hari ke-10
Menanggapi tentang hal kedatangan Kristus kembali, membuat jemaat Tesalonika menjadi bingung dan gelisah. Ini disebabkan Tuhan sudah datang (1-2). Kabar ini berasal dari orang-orang yang mengaku mendapat ilham roh, bahkan tak segan meminjam nama para rasul sebagai otoritas mereka.
Karena itu, Paulus mengingatkan jemaat agar tidak mudah disesatkan oleh pemberitaan palsu tersebut. Ia memberi beberapa tanda, salah satunya: adanya kemurtadan akibat manusia durhaka (3). Orang tersebut meninggikan diri sebagai Allah (4). Meski saat ini, manusia durhaka belum menampakkan jati diri yang sesungguhnya. Namun, akan ada waktunya, ia akan menunjukkan siapa dirinya. Kedatangannya disertai dengan mukjizat dan tanda-tanda luar biasa (9-10). Hal ini dimaksudkan agar banyak orang percaya, tertarik dan berbalik mengikutinya (11). Meski demikian, Paulus mengatakan bahwa semua ini tetap ada dalam kontrol Allah (11-12).
Pesan Paulus jelas, bahwa menantikan kedatangan Tuhan harus penuh dengan kewaspadaan. Bukan hanya bagi jemaat Tesalonika, tetapi juga untuk kita saat ini. Sebab, upaya penyesatan selalu ada sepanjang zaman. Bahkan di masa kini, usaha tersebut semakin cerdik dan tak mudah diketahui. Namun, syukur pada Allah bila sampai hari ini kita tetap dapat bertahan dalam iman. Itu semua adalah anugerah dari Allah yang mengontrol dan menjaga kita, untuk tetap setia pada-Nya.
Renungkan: Bertahan dalam iman di akhir zaman tidaklah mudah. Butuh anugerah Allah. Sebab itu, mohon pada Dia agar terus menjaga iman kita dan tetap kritis terhadap segala pandangan yang ada.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab 1 Tesalonika 1: 1-2 Timotius 4: 22 hari ke-10