Pemimpin Ideal
(1 Petrus 5: 1-11)
Kalau kita ditanya, “Seperti apakah pemimpin yang ideal itu?”, tentu jawabannya akan bermacam-macam. Menurut opini umum, pemimpin ideal itu bermoral baik dan tidak mementingkan diri sendiri. Ia juga tulus hati, ramah, tidak melakukan kekerasan, sabar, bertanggung jawab, dan tidak bertentangan dengan kebenaran.
Berbagai kriteria di atas dirangkum dalam diri seorang pemimpin yang disebut gembala. Rasul Petrus adalah satu dari 12 murid Yesus. Ia adalah satu dari tiga orang yang menyaksikan Kristus dimuliakan (Mrk. 9: 1-13; 2 Ptr. 1: 16-18). Dalam kehidupan sehari-hari, ia sering kali berperan sebagai juru bicara para rasul. Petrus juga menyaksikan peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Firman Tuhan mencatat pula bahwa Petruslah yang berkhotbah di hari Pentakosta dan menjadi soko guru jemaat di Yerusalem. Namun, ketika ia menulis surat kepada para pemimpin, ia menyebut dirinya sebagai teman penatua (1). Itu artinya dia tidak lebih berkuasa dibandingkan mereka. Ia mengingatkan para penatua atau pemimpin agar menjadi gembala bagi kawan domba Allah. Dalam ayat 2-5, Petrus memaparkan karakteristik seorang pemimpin/gembala yang baik. Karakteristik pemimpin rohani yang baik antara lain: menyadari bahwa mereka sedang menggembalakan kawanan domba Allah dan bukan miliknya sendiri, melakukannya karena dorongan yang kuat untuk melayani dan bukan karena upah, fokus pada apa yang dapat diberikan dan bukan pada apa yang akan mereka dapatkan, serta memimpin dengan memberi teladan, bukan memerintah.
Renungkan: Setiap orang percaya sesungguhnya menjadi seorang pemimpin bagi sesamanya di dalam konteks yang berbeda. Oleh sebab itu apa pun bentuk peraturan yang kita buat, hendaklah kepemimpinan kita senantiasa sejalan dengan kriteria di atas. Jangan sampai kepemimpinan yang kita jalankan tidak menjadi berkat dan tidak membangun mereka yang kita pimpin. Mari menjadi pemimpin yang memiliki kriteria Kristus.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yakobus 1: 1 – Wahyu 22: 21 hari ke-28
Berbagai kriteria di atas dirangkum dalam diri seorang pemimpin yang disebut gembala. Rasul Petrus adalah satu dari 12 murid Yesus. Ia adalah satu dari tiga orang yang menyaksikan Kristus dimuliakan (Mrk. 9: 1-13; 2 Ptr. 1: 16-18). Dalam kehidupan sehari-hari, ia sering kali berperan sebagai juru bicara para rasul. Petrus juga menyaksikan peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Firman Tuhan mencatat pula bahwa Petruslah yang berkhotbah di hari Pentakosta dan menjadi soko guru jemaat di Yerusalem. Namun, ketika ia menulis surat kepada para pemimpin, ia menyebut dirinya sebagai teman penatua (1). Itu artinya dia tidak lebih berkuasa dibandingkan mereka. Ia mengingatkan para penatua atau pemimpin agar menjadi gembala bagi kawan domba Allah. Dalam ayat 2-5, Petrus memaparkan karakteristik seorang pemimpin/gembala yang baik. Karakteristik pemimpin rohani yang baik antara lain: menyadari bahwa mereka sedang menggembalakan kawanan domba Allah dan bukan miliknya sendiri, melakukannya karena dorongan yang kuat untuk melayani dan bukan karena upah, fokus pada apa yang dapat diberikan dan bukan pada apa yang akan mereka dapatkan, serta memimpin dengan memberi teladan, bukan memerintah.
Renungkan: Setiap orang percaya sesungguhnya menjadi seorang pemimpin bagi sesamanya di dalam konteks yang berbeda. Oleh sebab itu apa pun bentuk peraturan yang kita buat, hendaklah kepemimpinan kita senantiasa sejalan dengan kriteria di atas. Jangan sampai kepemimpinan yang kita jalankan tidak menjadi berkat dan tidak membangun mereka yang kita pimpin. Mari menjadi pemimpin yang memiliki kriteria Kristus.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yakobus 1: 1 – Wahyu 22: 21 hari ke-28