Pelayanan Lintas Budaya
(Matius 15: 21-39)
Biasanya kita sulit untuk menganggap orang yang berbeda ras, bahasa, suku, dan status sosial sebagai sesama yang patut dihargai. Sayangnya, sikap salah ini telah merambah masuk juga dalam kehidupan gereja tertentu. Bagaimana sikap Tuhan Yesus dalam nas ini?
Tuhan Yesus menyembuhkan anak perempuan dari seorang perempuan Kanaan. Tindakan Tuhan ini menunjukkan bahwa kepedulian-Nya tidak dibatasi hanya kepada suku bangsa-Nya sendiri. Percakapan Tuhan Yesus dengan perempuan Kanaan pada ayat 24 seakan-akan menyiratkan pelayanan Tuhan Yesus sempit. Padahal di balik perkataan-Nya itu, Ia mengoreksi pandangan “sempit” para murid. Mereka beranggapan bahwa Tuhan Yesus hanya diutus kepada orang Yahudi.
Kepedulian Tuhan Yesus terhadap bangsa non Yahudi juga ditunjukkan-Nya dengan mengunjungi wilayah utara Galilea ke desa-desa orang kafir (29). Di sana Ia menyembuhkan berbagai macam penyakit (30-31). Dan pada puncak kepedulian-Nya, Tuhan Yesus memberi makan empat ribu orang yang telah mengikuti rombongan-Nya selama tiga hari (32-39). Perbuatan mukjizat yang pernah dibuat-Nya terhadap umat Yahudi kini dilakukan-Nya kepada orang-orang nonYahudi. Bagi Tuhan Yesus mereka pun domba-domba hilang yang perlu ditemukan, dihantar pulang, dan diselamatkan.
Setiap orang, tidak peduli suku, ras, bahasa, dan bangsa memerlukan Tuhan Yesus. Hari ini kita bisa menjadi bagian dari umat Tuhan karena ada orang yang mau mengabarkan Injil ke semua bangsa, termasuk ke Indonesia. Mereka rela menyebrang lautan, melintas daratan, dan meninggalkan segala sesuatu untuk menjangkau kita. Sekarang, kita pun dipercayakan Tuhan Yesus untuk menjangkau suku-suku di seluruh Indonesia yang belum mendengar Injil.
Renungkan: Tuhan ingin kita membagikan kasih penyelamatan-Nya kepada orang-orang yang kita temui. Mulailah dengan mendoakan tetangga, pembantu, dan orang-orang di sekitar kita.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Matius hari ke-48
Tuhan Yesus menyembuhkan anak perempuan dari seorang perempuan Kanaan. Tindakan Tuhan ini menunjukkan bahwa kepedulian-Nya tidak dibatasi hanya kepada suku bangsa-Nya sendiri. Percakapan Tuhan Yesus dengan perempuan Kanaan pada ayat 24 seakan-akan menyiratkan pelayanan Tuhan Yesus sempit. Padahal di balik perkataan-Nya itu, Ia mengoreksi pandangan “sempit” para murid. Mereka beranggapan bahwa Tuhan Yesus hanya diutus kepada orang Yahudi.
Kepedulian Tuhan Yesus terhadap bangsa non Yahudi juga ditunjukkan-Nya dengan mengunjungi wilayah utara Galilea ke desa-desa orang kafir (29). Di sana Ia menyembuhkan berbagai macam penyakit (30-31). Dan pada puncak kepedulian-Nya, Tuhan Yesus memberi makan empat ribu orang yang telah mengikuti rombongan-Nya selama tiga hari (32-39). Perbuatan mukjizat yang pernah dibuat-Nya terhadap umat Yahudi kini dilakukan-Nya kepada orang-orang nonYahudi. Bagi Tuhan Yesus mereka pun domba-domba hilang yang perlu ditemukan, dihantar pulang, dan diselamatkan.
Setiap orang, tidak peduli suku, ras, bahasa, dan bangsa memerlukan Tuhan Yesus. Hari ini kita bisa menjadi bagian dari umat Tuhan karena ada orang yang mau mengabarkan Injil ke semua bangsa, termasuk ke Indonesia. Mereka rela menyebrang lautan, melintas daratan, dan meninggalkan segala sesuatu untuk menjangkau kita. Sekarang, kita pun dipercayakan Tuhan Yesus untuk menjangkau suku-suku di seluruh Indonesia yang belum mendengar Injil.
Renungkan: Tuhan ingin kita membagikan kasih penyelamatan-Nya kepada orang-orang yang kita temui. Mulailah dengan mendoakan tetangga, pembantu, dan orang-orang di sekitar kita.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Matius hari ke-48