Milik yang Paling Berharga
(Yehezkiel 45: 1-8)
Apa hal atau peristiwa atau orang yang paling berharga bagi Anda? Coba Anda tutup mata dan dengan jujur bayangkan sejenak apa atau siapa yang selama ini Anda jadikan bagian hidup terpenting? Cocokkah itu dengan apa yang firman Allah inginkan sebagai ciri hidup kita?
Sesudah mengatur mengenal Bait Allah, mezbah, dan para imam, Allah kini memaparkan tentang wilayah yang harus dikhususkan. Dari seluruh tanah milik umat, suatu wilayah harus dikhususkan menjadi wilayah kudus bagi para pelayan Tuhan (para imam orang Lewi) dan Bait Allah. Secara manusia, mungkin kita merasa bahwa orang Lewi rugi sebab mereka tidak mendapatkan tanah, tidak berkesempatan mencari nafkah sebagaimana suku lain. Dengan kata lain, mereka "menjadi miskin" dan tak berharta sebab harus fokus hanya untuk melakukan pelayanan. Namun Tuhan memerhatikan kebutuhan mereka. Tuhan menjadikan tanah yang dikhususkan itu milik Tuhan. Artinya Tuhan menjadi harta, pemenuhan kebutuhan, dan kepuasan hidup para hamba-Nya.
Prinsip indah ini penting kita hayati dalam kehidupan kita. Keimamatan dalam PB telah diperluas sehingga mencakup semua orang beriman (1 Ptr. 2: 9). Sifat pelayanan kepada Allah tidak hanya terbatas pada kegiatan upacara sakral, tetapi seluruh aspek kehidupan kita sebagai ibadah (Rm. 12: 1-2). Berarti semua yang beriman kepada Kristus adalah para imam bagi Tuhan. Semua segi kehidupan menjadi sakral. Namun hati-hatilah sebab kita bisa terjerumus ke dalam bahaya sekularisasi; yaitu semua segi kehiduapan menjadi sentral, tetapi Tuhan disingkirkan/
Renungkan: Tutup mata Anda, bayangkan semua yang Anda syukuri dan sayangi dalam hidup ini. Bayangkan semua itu ada dalam telapak tangan Allah yang terbuka. Tatapan mata kasih-Nya seolah-olah berkata: "Jadikan semua ini sebagai sesuatu yang membuatmu menikmati hidup sambil memuliakan dan mengabdi bagi kepentingan-Ku!"
Sumber: Santapan Harian edisiKitab Yehezkiel Bagian ke-2 hari ke-36
Sesudah mengatur mengenal Bait Allah, mezbah, dan para imam, Allah kini memaparkan tentang wilayah yang harus dikhususkan. Dari seluruh tanah milik umat, suatu wilayah harus dikhususkan menjadi wilayah kudus bagi para pelayan Tuhan (para imam orang Lewi) dan Bait Allah. Secara manusia, mungkin kita merasa bahwa orang Lewi rugi sebab mereka tidak mendapatkan tanah, tidak berkesempatan mencari nafkah sebagaimana suku lain. Dengan kata lain, mereka "menjadi miskin" dan tak berharta sebab harus fokus hanya untuk melakukan pelayanan. Namun Tuhan memerhatikan kebutuhan mereka. Tuhan menjadikan tanah yang dikhususkan itu milik Tuhan. Artinya Tuhan menjadi harta, pemenuhan kebutuhan, dan kepuasan hidup para hamba-Nya.
Prinsip indah ini penting kita hayati dalam kehidupan kita. Keimamatan dalam PB telah diperluas sehingga mencakup semua orang beriman (1 Ptr. 2: 9). Sifat pelayanan kepada Allah tidak hanya terbatas pada kegiatan upacara sakral, tetapi seluruh aspek kehidupan kita sebagai ibadah (Rm. 12: 1-2). Berarti semua yang beriman kepada Kristus adalah para imam bagi Tuhan. Semua segi kehidupan menjadi sakral. Namun hati-hatilah sebab kita bisa terjerumus ke dalam bahaya sekularisasi; yaitu semua segi kehiduapan menjadi sentral, tetapi Tuhan disingkirkan/
Renungkan: Tutup mata Anda, bayangkan semua yang Anda syukuri dan sayangi dalam hidup ini. Bayangkan semua itu ada dalam telapak tangan Allah yang terbuka. Tatapan mata kasih-Nya seolah-olah berkata: "Jadikan semua ini sebagai sesuatu yang membuatmu menikmati hidup sambil memuliakan dan mengabdi bagi kepentingan-Ku!"
Sumber: Santapan Harian edisiKitab Yehezkiel Bagian ke-2 hari ke-36