Menjadi Musuh Saudara Seiman
(Hakim-Hakim 15: 1-20)
Karena tidak dapat bertemu dengan istrinya ditambah istrinya diberikan kepada orang lain, Simson mengamuk (1-8). Ia membakar ladang-ladang gandum dan pohon zaitun milik orang Filistin. Kerugian besar yang diderita orang Filistin akibat ulah Simson membuat mereka ingin menuntut balas. Mereka memburu Simson dan mengintai orang Yehuda. Orang-orang Yehuda yang ketakutan kemudian mencari tahu sebab musabab penyerbuan itu. Alhasil, tiga ribu orang Yehuda segera pergi memburu Simson.
Betapa kompromistisnya Yehuda dalam menanggapi Filistin. Bukan memberi dukungan, mereka malah berdiri di pihak Filistin. Mereka ikut mengejar Simson, padahal ancaman orang Filistin hanya ditunjukan kepada Simson dan bukan kepada mereka. Mereka marah karena tindakan Simson membahayakan hidup mereka (11-13). Tidak ada dalam pikiran mereka kalau tindakan Simson merupakan perlawanan terhadap musuh umat Allah. Mereka tak peduli apakah Simson diutus Allah untuk melepaskan mereka dari kekuasaan Filistin. Mereka terlalu nyaman hidup dibawah kekuasaan Filistin. Tak heran bila kemerdekaan sebagai umat Allah tak lagi menjadi impian mereka.
Tindakan dan motivasi Simson memang tidak selalu baik. Dengan menghajar orang Filistin, Sesungguhnya ia sedang melakukan kehendak Allah. Sebab itu, Simson tidak mau menyerang orang Yehuda yang menangkap dia. Dengan membelenggu Simson berarti orang Yehuda sedang bertindak sebagai musuh. Walau begitu, Simson memperlakukan orang Yehuda dengan baik. Hal itu dilakukannya sebab ia tahu bahwa mereka adalah umat Allah. Sebaliknya, Yehuda lebih suka mematuhi perintah para penindas dari pada mendukung pembebas mereka.
Orang memang cenderung memihak yang menguntungkan daripada yang benar. Apakah semua tindakan semata-mata didasarkan pada kepentingan diri. Kapankah kita sebagai orang yang telah dibenarkan, berpihak pada kebenaran?
Betapa kompromistisnya Yehuda dalam menanggapi Filistin. Bukan memberi dukungan, mereka malah berdiri di pihak Filistin. Mereka ikut mengejar Simson, padahal ancaman orang Filistin hanya ditunjukan kepada Simson dan bukan kepada mereka. Mereka marah karena tindakan Simson membahayakan hidup mereka (11-13). Tidak ada dalam pikiran mereka kalau tindakan Simson merupakan perlawanan terhadap musuh umat Allah. Mereka tak peduli apakah Simson diutus Allah untuk melepaskan mereka dari kekuasaan Filistin. Mereka terlalu nyaman hidup dibawah kekuasaan Filistin. Tak heran bila kemerdekaan sebagai umat Allah tak lagi menjadi impian mereka.
Tindakan dan motivasi Simson memang tidak selalu baik. Dengan menghajar orang Filistin, Sesungguhnya ia sedang melakukan kehendak Allah. Sebab itu, Simson tidak mau menyerang orang Yehuda yang menangkap dia. Dengan membelenggu Simson berarti orang Yehuda sedang bertindak sebagai musuh. Walau begitu, Simson memperlakukan orang Yehuda dengan baik. Hal itu dilakukannya sebab ia tahu bahwa mereka adalah umat Allah. Sebaliknya, Yehuda lebih suka mematuhi perintah para penindas dari pada mendukung pembebas mereka.
Orang memang cenderung memihak yang menguntungkan daripada yang benar. Apakah semua tindakan semata-mata didasarkan pada kepentingan diri. Kapankah kita sebagai orang yang telah dibenarkan, berpihak pada kebenaran?