Mengejar Kesia-siaan
Yeremia 2 : 1-19
Kebanyakan orang jika diperhadapkan pada dua hal yang berbeda, maka orang tersebut akan memilih sesuatu yang menguntungkan bagi-Nya, Adalah sebuah kebodohan bila seseorang memilih suatu yang tidak berharga dan meninggalkan hal yang bernilai tinggi.
Nas hari ini merupakan sebuah teguran bagi Yehuda atas kesalahan yang mereka lakukan kepada Allah. Bangsa tersebut memilih meninggalkan Allah dan hidup mengandalkan diri sendiri (12-13). Akibatnya, mereka akan dijajah oleh bangsa Iain dan ditawan sebagai budak. Yerusalem akan menjadi kota sunyi karena sedikit penghuninya (14-19).
Pilihan Allah untuk membiarkan umat-Nya kembali ke tanah perbudakan bertujuan untuk mengingatkan mereka akan anugerah Tuhan. Awalnya, mereka adalah seorang budak di Mesir. Karena kasih-Nya, Yehuda dilepaskan dari belenggu dan dibawa menuju Tanah Perjanjian. Mereka diangkat menjadi umat Allah dan diberi hak untuk berelasi dengan-Nya.
Pada beberapa bagian Alkitab, umat Tuhan digambarkan sebagai mempelai perempuan atau seorang istri. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dituntut untuk setia kepada Allah. Akan tetapi, dosa membuat relasi tersebut rusak. Mereka melupakan perbuatan Allah yang ajaib, tidak menjaga kekudusan hidup, dan mengkhianati cinta-Nya dengan cara menyembah berhala (3-6). Akibatnya, bangsa tersebut akan kembali dihancurkan dan diperbudak oleh bangsa Iain hingga pada akhirnya mereka bertobat dari kesalahan mereka.
Pilihan Yehuda untuk meninggalkan Tuhan merupakan kebodohan sebab mereka tidak mampu bertahan tanpa perlindungan dan kuasa dari Allah. Hal tersebut juga menjadi peringatan bagi orang percaya di masa kini agar mereka tidak melupakan kebaikan Tuhan dalam hidupnya.
Renungkan: Tuhan adalah pokok anggur yang teguh dan kitalah carang-carangnya. Di dalam Dia, kita dapat berbuah lebat.
Nas hari ini merupakan sebuah teguran bagi Yehuda atas kesalahan yang mereka lakukan kepada Allah. Bangsa tersebut memilih meninggalkan Allah dan hidup mengandalkan diri sendiri (12-13). Akibatnya, mereka akan dijajah oleh bangsa Iain dan ditawan sebagai budak. Yerusalem akan menjadi kota sunyi karena sedikit penghuninya (14-19).
Pilihan Allah untuk membiarkan umat-Nya kembali ke tanah perbudakan bertujuan untuk mengingatkan mereka akan anugerah Tuhan. Awalnya, mereka adalah seorang budak di Mesir. Karena kasih-Nya, Yehuda dilepaskan dari belenggu dan dibawa menuju Tanah Perjanjian. Mereka diangkat menjadi umat Allah dan diberi hak untuk berelasi dengan-Nya.
Pada beberapa bagian Alkitab, umat Tuhan digambarkan sebagai mempelai perempuan atau seorang istri. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dituntut untuk setia kepada Allah. Akan tetapi, dosa membuat relasi tersebut rusak. Mereka melupakan perbuatan Allah yang ajaib, tidak menjaga kekudusan hidup, dan mengkhianati cinta-Nya dengan cara menyembah berhala (3-6). Akibatnya, bangsa tersebut akan kembali dihancurkan dan diperbudak oleh bangsa Iain hingga pada akhirnya mereka bertobat dari kesalahan mereka.
Pilihan Yehuda untuk meninggalkan Tuhan merupakan kebodohan sebab mereka tidak mampu bertahan tanpa perlindungan dan kuasa dari Allah. Hal tersebut juga menjadi peringatan bagi orang percaya di masa kini agar mereka tidak melupakan kebaikan Tuhan dalam hidupnya.
Renungkan: Tuhan adalah pokok anggur yang teguh dan kitalah carang-carangnya. Di dalam Dia, kita dapat berbuah lebat.