Mencerminkan Allahkah?
( Nehemia 12: 27-43 )
Cerminan suasana apakah yang dilihat orang gereja atau persekutuan orang Kristen zaman ini? Terlalu serius, alim, dingin, terlalu membosankan, tidak hidup, kaku eksklusif, banyak kata sedikit tindakan, dan sebagainya. Atau kebalikannya?
Sebagai gambar Allah dan umat tebusan-Nya, segala kegiatan kita mencerminkan-Nya. Demikian halnya yang Nehemia catat secara detail tentang setiap persiapan sebagai perayaan penahbisan tembok Yerusalem. Perayaan itu memuncak sebagai ibadah umat yang bersukacita, menyanyi dan menari dengan iringan bunyi alat musik dan paduan suara yang indah. Sukacita itu dinikmati seluruh umat, termasuk anak-anak, hingga menjadi kesaksian yang hidup. Ibadah itu tersiar dan berpengaruh ke tempat-tempat jauh, juga membuat kesukaan atas Yerusalem (43).
Ekspresi sukacita ibadah itu lahir dari ucapan syukur umat yang mengingat kebaikan Tuhan. Mereka telah merasakan campur tangan Tuhan melalui perbuatan ajaib-Nya yang memelihara dan menyertai mereka saat menghadapi tantangan dan kesulitan dalam membangun tembok Yerusalem. Kesadaran seperti itu perlu kita miliki melalui banyak peristiwa dalam hidup kita. Niscaya ekspresi yang sama pun kita pancarkan dalam hidup.
Dari ekspresi hidup kita sehari-hari, orang yang belum kenal Tuhan belajar mengenal dan menyimpulkan Tuhan yang kita sembah lewat perbuatan kita. Melaui pola pikir, cara respons, dan tingkah laku kita, orang itu mengetahui siapa Tuhan kita, apa karakter-Nya, bagaimana Dia berelasi dengan umat-Nya. Cerminan Tuhan seperti apakah yang ingin kita tampilkan melalui hidup kita sebagai umat-Nya?
Tekad: Wujudkan hidup Kristen anda sesuai karakter Kristus, sehingga cemerlang Injil yang penuh kasih, kebaikan, dan sukacita menjadi nyata. Ini menghalau cerminan ekspresi hawa nafsu, kekerasan dan ketidakpedulian yang dunia tunjukan
Sebagai gambar Allah dan umat tebusan-Nya, segala kegiatan kita mencerminkan-Nya. Demikian halnya yang Nehemia catat secara detail tentang setiap persiapan sebagai perayaan penahbisan tembok Yerusalem. Perayaan itu memuncak sebagai ibadah umat yang bersukacita, menyanyi dan menari dengan iringan bunyi alat musik dan paduan suara yang indah. Sukacita itu dinikmati seluruh umat, termasuk anak-anak, hingga menjadi kesaksian yang hidup. Ibadah itu tersiar dan berpengaruh ke tempat-tempat jauh, juga membuat kesukaan atas Yerusalem (43).
Ekspresi sukacita ibadah itu lahir dari ucapan syukur umat yang mengingat kebaikan Tuhan. Mereka telah merasakan campur tangan Tuhan melalui perbuatan ajaib-Nya yang memelihara dan menyertai mereka saat menghadapi tantangan dan kesulitan dalam membangun tembok Yerusalem. Kesadaran seperti itu perlu kita miliki melalui banyak peristiwa dalam hidup kita. Niscaya ekspresi yang sama pun kita pancarkan dalam hidup.
Dari ekspresi hidup kita sehari-hari, orang yang belum kenal Tuhan belajar mengenal dan menyimpulkan Tuhan yang kita sembah lewat perbuatan kita. Melaui pola pikir, cara respons, dan tingkah laku kita, orang itu mengetahui siapa Tuhan kita, apa karakter-Nya, bagaimana Dia berelasi dengan umat-Nya. Cerminan Tuhan seperti apakah yang ingin kita tampilkan melalui hidup kita sebagai umat-Nya?
Tekad: Wujudkan hidup Kristen anda sesuai karakter Kristus, sehingga cemerlang Injil yang penuh kasih, kebaikan, dan sukacita menjadi nyata. Ini menghalau cerminan ekspresi hawa nafsu, kekerasan dan ketidakpedulian yang dunia tunjukan