Memurnikan Agama
(Yohanes 2: 13-25)
Bila esensi beragama sejati adalah relasi yang diperbarui, dan relasi kepada Allah dan sesama manusia ditandai dengan kasih dan kepedulian maka perilaku umat beragama pun seharusnya mengalami transformasi.
Perbuatan kontroversi Yesus mengacaukan pelataran Bait Allah, yang seharusnya dipakai untuk para peziarah Yahudi beribadah dengan khusyuk, merupakan tanda bahwa apa yang dilakukan Yesus merupakan tindakan membongkar akar kepalsuan beragama. Bait Allah adalah tempat untuk menyembah Allah Bapa (16) dan merupakan rumah doa (lihat Mat. 21: 13). Namun, para pemimpin agama saat itu memanfaatkan Bait Allah untuk mencari keuntungan. Pelataran bait Allah, yang telah menjadi ajang perbuatan yang tidak semestinya itu, harus dikembalikan pada fungsi yang semula. Yesus menantang orang-orang Yahudi yang menentang Dia (18) untuk merombak Bait Allah karena Ia akan membangunnya kembali dalam tiga hari (19). Yang dimaksud Yesus dengan pembangunan Bait Allah itu adalah tubuh-Nya sendiri (21). Secara simbolis, Tuhan Yesus memproklamasikan kedatangan-Nya yang membawa pembaruan dalam kehidupan beragama yang paling mendasar, yakni relasi kepada Allah dalam ibadah dan doa. Diri-Nya adalah Bait Allah sempurna karena melalui Dia, kehadiran Allah nyata hingga semua orang dapat berelasi dengan benar kepada Allah Bapa. Maka dari dua peristiwa di nas ini, kita belajar tentang kehadiran Tuhan Yesus yang mentransformasikan ibadah dan hidup sehari-hari.
Tugas gereja adalah menolong umat Tuhan beribadah dengan benar dan bukan memanfaatkan mereka untuk kepentingan orang tertentu. Gereja harus mewujudkan relasi kepada Allah dalam ibadah sehingga akan menolong orang lebih mengasihi dan peduli pada sesamanya.
Doaku: Tuhan, tolong aku dalam membangun relasi kasih dan kepedulian kepada sesamaku.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yohanes Bagian ke-1 hari ke-7
Perbuatan kontroversi Yesus mengacaukan pelataran Bait Allah, yang seharusnya dipakai untuk para peziarah Yahudi beribadah dengan khusyuk, merupakan tanda bahwa apa yang dilakukan Yesus merupakan tindakan membongkar akar kepalsuan beragama. Bait Allah adalah tempat untuk menyembah Allah Bapa (16) dan merupakan rumah doa (lihat Mat. 21: 13). Namun, para pemimpin agama saat itu memanfaatkan Bait Allah untuk mencari keuntungan. Pelataran bait Allah, yang telah menjadi ajang perbuatan yang tidak semestinya itu, harus dikembalikan pada fungsi yang semula. Yesus menantang orang-orang Yahudi yang menentang Dia (18) untuk merombak Bait Allah karena Ia akan membangunnya kembali dalam tiga hari (19). Yang dimaksud Yesus dengan pembangunan Bait Allah itu adalah tubuh-Nya sendiri (21). Secara simbolis, Tuhan Yesus memproklamasikan kedatangan-Nya yang membawa pembaruan dalam kehidupan beragama yang paling mendasar, yakni relasi kepada Allah dalam ibadah dan doa. Diri-Nya adalah Bait Allah sempurna karena melalui Dia, kehadiran Allah nyata hingga semua orang dapat berelasi dengan benar kepada Allah Bapa. Maka dari dua peristiwa di nas ini, kita belajar tentang kehadiran Tuhan Yesus yang mentransformasikan ibadah dan hidup sehari-hari.
Tugas gereja adalah menolong umat Tuhan beribadah dengan benar dan bukan memanfaatkan mereka untuk kepentingan orang tertentu. Gereja harus mewujudkan relasi kepada Allah dalam ibadah sehingga akan menolong orang lebih mengasihi dan peduli pada sesamanya.
Doaku: Tuhan, tolong aku dalam membangun relasi kasih dan kepedulian kepada sesamaku.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yohanes Bagian ke-1 hari ke-7