Memilih yang Terbaik
(Kolose 3: 1-11)
Setiap orang pasti ingin yang terbaik untuk dirinya. Namun, tidak setiap orang dapat dengan bijak memilih apa yang terbaik bagi hidupnya.
Paulus dalam bagian ini menasehati jemaat Kolose agar dapat memilih hal yang terbaik dalam kehidupan, yaitu perkara yang di atas (1). Yang dimaksud adalah hal-hal yang bersifat kekal.
Bagi Paulus, hal yang bersifat kekal ialah kehidupan bersama Kristus, yang duduk disebelah kanan Allah. Sebab lewat kematian-Nya, kita sudah disatukan di dalam Kristus (3). Maka, pikiran dan hati kita harus disesuaikan dengan pikiran dan hati Kristus. Masuk dalam proses identifikasi diri dengan Kristus dan hidup menyenangkan-Nya saja.
Identifikasi diri dengan Kristus, mewujud nyata dalam transformasi hidup. Yaitu, perubahan dari cara hidup duniawi yang mengunggulkan hawa nafsu semata (5-7), menuju cara hidup rohani yang terus menerus diperbaharui supaya semakin menyerupai gambar Allah (8-10). Artinya, manusia dibawa kembali kepada keberadaan yang seharusnya, seperti dalam awal penciptaan (band. Kej. 1: 27).
Menjadi gambar rupa Allah, bukan hanya hidup seperti cara Allah hidup. Namun, menjadi wakil Allah untuk dapat berkuasa, mengatur, serta merawat bumi. Karena itu, panggilan akan perkara yang di atas tentu akan mengubahkan sikap kita bukan hanya kepada sesama namun juga kepada alam ciptaan.
Dunia moderen saat ini lebih banyak menawarkan kebahagiaan hidup dengan cara memuaskan hawa nafsu seamata. Padahal, pemuasan hawa nafsu hanya berujung pada murka Allah yang kekal (6). Sebab itu, sebagai anak Tuhan kita harus sadar bahwa kebahagiaan yang sejati justru ada di saat kita hidup sesuai dengan gambar rancang Allah yang semula bagi hidup kita. Yaitu, menjadi wakil Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya kepada seluruh ciptaan.
Renungkan: Salah satu cara untuk menyatakan kemuliaan Allah dalam hidup kita adalah dengan mengasihi sesama dan alam ciptaan. Sudahkan kita hidup mengasihi sesama kita dan merawat alam ciptaan Tuhan?
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Filipi 1: 1 – Kolose 3: 18 hari ke-23
Paulus dalam bagian ini menasehati jemaat Kolose agar dapat memilih hal yang terbaik dalam kehidupan, yaitu perkara yang di atas (1). Yang dimaksud adalah hal-hal yang bersifat kekal.
Bagi Paulus, hal yang bersifat kekal ialah kehidupan bersama Kristus, yang duduk disebelah kanan Allah. Sebab lewat kematian-Nya, kita sudah disatukan di dalam Kristus (3). Maka, pikiran dan hati kita harus disesuaikan dengan pikiran dan hati Kristus. Masuk dalam proses identifikasi diri dengan Kristus dan hidup menyenangkan-Nya saja.
Identifikasi diri dengan Kristus, mewujud nyata dalam transformasi hidup. Yaitu, perubahan dari cara hidup duniawi yang mengunggulkan hawa nafsu semata (5-7), menuju cara hidup rohani yang terus menerus diperbaharui supaya semakin menyerupai gambar Allah (8-10). Artinya, manusia dibawa kembali kepada keberadaan yang seharusnya, seperti dalam awal penciptaan (band. Kej. 1: 27).
Menjadi gambar rupa Allah, bukan hanya hidup seperti cara Allah hidup. Namun, menjadi wakil Allah untuk dapat berkuasa, mengatur, serta merawat bumi. Karena itu, panggilan akan perkara yang di atas tentu akan mengubahkan sikap kita bukan hanya kepada sesama namun juga kepada alam ciptaan.
Dunia moderen saat ini lebih banyak menawarkan kebahagiaan hidup dengan cara memuaskan hawa nafsu seamata. Padahal, pemuasan hawa nafsu hanya berujung pada murka Allah yang kekal (6). Sebab itu, sebagai anak Tuhan kita harus sadar bahwa kebahagiaan yang sejati justru ada di saat kita hidup sesuai dengan gambar rancang Allah yang semula bagi hidup kita. Yaitu, menjadi wakil Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya kepada seluruh ciptaan.
Renungkan: Salah satu cara untuk menyatakan kemuliaan Allah dalam hidup kita adalah dengan mengasihi sesama dan alam ciptaan. Sudahkan kita hidup mengasihi sesama kita dan merawat alam ciptaan Tuhan?
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Filipi 1: 1 – Kolose 3: 18 hari ke-23