Membangun Kemah Suci
(Keluaran 36: 8-38)
Pembangunan dimulai dengan mendirikan kemah suci. Kemah yang berukuran lumayan bersar ini dibangun dengan mengikuti pola yang sudah dipaparkan secara panjang lebar pada pasal 26.
Apa yang dibutuhkan agar pembangunan kemah suci ini bisa berjalan lancar dan mencapai hasil yang ditargetkan Allah bagi umat Israel? Pertama, pola yang sudah Allah berikan harus diikuti secara seksama dan dengan tidak menyimpang. Pola yang Tuhan sudah sediakan pasti yang terbaik sehingga tidak memerlukan modifikasi manusia. Terlihat di Kel. 36:-38 ini, petunjuk yang Allah sudah berikan di pasal 26 diikuti dengan tepat dan dilaksanakan dengan tidak menyimpang sedikit pun. Kedua, diperlukan kerja sama dari setiap orang yang terlibat dalam pembangunan ini. Kerja sama itu hanya akan terjadi kalau setiap orang yang terlibat di dalamnya jelas akan panggilan dan tugas masing-masing sesuai panggilan itu dan berkomitmen untuk melakukannya dalam semangat kebersamaan.
Pembangunan kemah suci ini penting karena Allah berjanji untuk tinggal di tengah-tengah umat-Nya. Kemah suci merupakan lambang kehadiran Allah sekaligus tempat umat beribadah kepada-Nya. Kemah suci ini akan didirikan di tengah-tengah perkemahan umat Israel. Ini berarti, Allah menjadi pusat hidup umat Israel. Kelak, setelah Israel masuk ke Tanah Perjanjian dan menjadi satu kerajaan, Bait Allah akan menggantikan kemah suci sebagai pusat ibadah mereka.
Kita tidak seperti umat Israel memfokuskan diri untuk membangun gedung gereja yang megah dan mewah seakan-akan sedang membangun Bait Allah. Yesus adalah Bait Allah, yang hadir di tengah-tengah umat-Nya (Yoh. 2:21). Yang penting kita lakukan adalah hidup berpusatkan Kristus sehingga hidup kita memancarkan kemuliaan Allah.
Renungkan: Yang menjadikan gereja mulia bukan kemegahan gedungnya melainkan Kristus yang terwujud dalam hidup umat-Nya.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Keluaran hari ke-72
Apa yang dibutuhkan agar pembangunan kemah suci ini bisa berjalan lancar dan mencapai hasil yang ditargetkan Allah bagi umat Israel? Pertama, pola yang sudah Allah berikan harus diikuti secara seksama dan dengan tidak menyimpang. Pola yang Tuhan sudah sediakan pasti yang terbaik sehingga tidak memerlukan modifikasi manusia. Terlihat di Kel. 36:-38 ini, petunjuk yang Allah sudah berikan di pasal 26 diikuti dengan tepat dan dilaksanakan dengan tidak menyimpang sedikit pun. Kedua, diperlukan kerja sama dari setiap orang yang terlibat dalam pembangunan ini. Kerja sama itu hanya akan terjadi kalau setiap orang yang terlibat di dalamnya jelas akan panggilan dan tugas masing-masing sesuai panggilan itu dan berkomitmen untuk melakukannya dalam semangat kebersamaan.
Pembangunan kemah suci ini penting karena Allah berjanji untuk tinggal di tengah-tengah umat-Nya. Kemah suci merupakan lambang kehadiran Allah sekaligus tempat umat beribadah kepada-Nya. Kemah suci ini akan didirikan di tengah-tengah perkemahan umat Israel. Ini berarti, Allah menjadi pusat hidup umat Israel. Kelak, setelah Israel masuk ke Tanah Perjanjian dan menjadi satu kerajaan, Bait Allah akan menggantikan kemah suci sebagai pusat ibadah mereka.
Kita tidak seperti umat Israel memfokuskan diri untuk membangun gedung gereja yang megah dan mewah seakan-akan sedang membangun Bait Allah. Yesus adalah Bait Allah, yang hadir di tengah-tengah umat-Nya (Yoh. 2:21). Yang penting kita lakukan adalah hidup berpusatkan Kristus sehingga hidup kita memancarkan kemuliaan Allah.
Renungkan: Yang menjadikan gereja mulia bukan kemegahan gedungnya melainkan Kristus yang terwujud dalam hidup umat-Nya.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Keluaran hari ke-72