Masa Anugerah Juga
(Wahyu 7: 1-8)
Penglihatan tentang 144.000 orang yang dimateraikan ini memperlihatkan kepedulian Allah terhadap umat-Nya. Peristiwa ini harus tetap dilihat dalam konteks pembukaan ketujuh materai yang menandakan datangnya penghukuman Allah. Maka penglihatan ini seolah memperbaiki kesan bahwa tidak seorang pun yang akan selamat pada hari murka Tuhan (Why. 6: 17).
Pada hari murka itu, Tuhan akan membebaskan dua kelompok orang yaitu orang Israel (Why. 7: 1-8) dan orang dari berbagai bangsa (Why. 7: 9-17). Seorang malaikat yang membawa materai Allah memberi intruksi kepada empat malaikat yang bertugas merusakkan bumi dan laut (2) agar melakukan tugasnya setelah hamba-hamba Allah dimateraikan.
Dalam PL, pemateraian pada dahi dapat dipakai untuk menunjukkan tanda kepemilikan. Dalam Yehezkiel 9: 1-6 kita melihat bagaimana orang-orang benar di Yerusalem diberi tanda pada dahi mereka agar terhindar dari malapetaka. Di dalam bacaan ini, pemateraian menandai orang-orang tersebut sebagai orang-orang tebusan Allah dan merupakan jaminan perlindungan dari penghakiman Ilahi. Walaupun mungkin saja materai itu tidak menghindarkan mereka dari aniaya manusia.
Lalu siapakah hamba-hamba Allah yang dimaksud? Mereka adalah 144.000 orang dari dua belas suku Israel. Ayat 4-8 menjelaskan bahwa jumlah itu berasal dari dua belas ribu orang yang datang dari dua belas suku. Ada berbagai variasi penafsiran yang ingin menerangkan siapakah yang dimaksud dengan 144.000 orang tersebut. Namun prinsip yang ingin kita pelajari di sini adalah: meskipun umat-Nya berada di tengah penderitaan dan penghakiman, Allah tetap mencurahkan kasih karunia-Nya. Bila pasal 6, 8, dan 9 terfokus pada penghakiman Ilahi karena Allah mencurahkan murka-Nya ke atas bumi, maka pasal 7 mengingatkan kita bahwa di tengah-tengah penghakiman, tetap ada kasih karunia Allah.
Renungkan: Masa penghakiman Allah yang mengerikan dapat menjadi masa anugerah Ilahi yang mengagumkan bagi umat-Nya.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yakobus 1: 1 – Wahyu 22: 21 hari ke-70
Pada hari murka itu, Tuhan akan membebaskan dua kelompok orang yaitu orang Israel (Why. 7: 1-8) dan orang dari berbagai bangsa (Why. 7: 9-17). Seorang malaikat yang membawa materai Allah memberi intruksi kepada empat malaikat yang bertugas merusakkan bumi dan laut (2) agar melakukan tugasnya setelah hamba-hamba Allah dimateraikan.
Dalam PL, pemateraian pada dahi dapat dipakai untuk menunjukkan tanda kepemilikan. Dalam Yehezkiel 9: 1-6 kita melihat bagaimana orang-orang benar di Yerusalem diberi tanda pada dahi mereka agar terhindar dari malapetaka. Di dalam bacaan ini, pemateraian menandai orang-orang tersebut sebagai orang-orang tebusan Allah dan merupakan jaminan perlindungan dari penghakiman Ilahi. Walaupun mungkin saja materai itu tidak menghindarkan mereka dari aniaya manusia.
Lalu siapakah hamba-hamba Allah yang dimaksud? Mereka adalah 144.000 orang dari dua belas suku Israel. Ayat 4-8 menjelaskan bahwa jumlah itu berasal dari dua belas ribu orang yang datang dari dua belas suku. Ada berbagai variasi penafsiran yang ingin menerangkan siapakah yang dimaksud dengan 144.000 orang tersebut. Namun prinsip yang ingin kita pelajari di sini adalah: meskipun umat-Nya berada di tengah penderitaan dan penghakiman, Allah tetap mencurahkan kasih karunia-Nya. Bila pasal 6, 8, dan 9 terfokus pada penghakiman Ilahi karena Allah mencurahkan murka-Nya ke atas bumi, maka pasal 7 mengingatkan kita bahwa di tengah-tengah penghakiman, tetap ada kasih karunia Allah.
Renungkan: Masa penghakiman Allah yang mengerikan dapat menjadi masa anugerah Ilahi yang mengagumkan bagi umat-Nya.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yakobus 1: 1 – Wahyu 22: 21 hari ke-70