Kemenangan yang hampa
(2 Samuel 18: 19-32)
Seperti makan buah simalakama, begitulah Daud menantikan berita dari medan perang. Di satu sisi, Daud ingin pemberontakan Absalom diberantas, namun ia tidak menghendaki anak nya celaka dalam peperangan. Di sisi lain, ia tidak ingin dibunuh dan kehilangan kerjaannya, namun saat yang sama ia takut jikalau Absalom kalah maka kemungkinan besar Absalom akan celaka.
Kemenangan atas Absalom merupakan anugerah besar yang Allah berikan kepada Daud. Tak heran bila Ahimaas melihat kemenangan tersebut sebagai keadilan Allah kepada Daud (19). Ia begitu bersemangat untuk menyampaikan kabar baik tersebut kepada raja. Namum Yoab tahu bahwa kematian Absalom bukanlah kabar yang menyenangkan Daud. Oleh karena itu, ia tidak mau kabar tersebut disampaikan oleh Ahimaas. Dua kali Yoab berusaha mencegah Ahimaas (20,22). Namun Ahimaas bersikeras sehingga akhirnya Yoab mengizinkan Ahimaas pergi juga (23).
Benar saja dugaan Yoab. Berita kemenangan yang disampaikan oleh Ahimaas (28) tidak membuat Daud tertarik. Begitupun berita tentang keadilan Allah bagi Daud di medan perang (31) tidak menjadi perhatian utamanya. Daud sama sekali tidak menanyakan hasil dari peperangan yang diperolehnya. Ia lebih tertarik pada berita mengenai keselamatan Absalom (29,32).
Bijaksanakah Daud sebagai pemimpin?kita tidak bisa sepenuhnya mengatakan Daud tidak bijak. Bagaimana pun yang mati anak nya sendiri. Bila anda sudah memiliki anak, anda bisa merasakan apa yang dirasakan Daud. Walaupun anak mendukakan hati anda, tentu anda tidak bisa melupakan dia begitu saja. Begitu juga hati Allah, Bapa Kita, terhadap kita yang adalah anak-anak-Nya. Hati-Nya senantiasa tertuju kepada kita berulang kali menyakiti hati-Nya. Ia merindukan kita kembali kepada Dia.
Kemenangan atas Absalom merupakan anugerah besar yang Allah berikan kepada Daud. Tak heran bila Ahimaas melihat kemenangan tersebut sebagai keadilan Allah kepada Daud (19). Ia begitu bersemangat untuk menyampaikan kabar baik tersebut kepada raja. Namum Yoab tahu bahwa kematian Absalom bukanlah kabar yang menyenangkan Daud. Oleh karena itu, ia tidak mau kabar tersebut disampaikan oleh Ahimaas. Dua kali Yoab berusaha mencegah Ahimaas (20,22). Namun Ahimaas bersikeras sehingga akhirnya Yoab mengizinkan Ahimaas pergi juga (23).
Benar saja dugaan Yoab. Berita kemenangan yang disampaikan oleh Ahimaas (28) tidak membuat Daud tertarik. Begitupun berita tentang keadilan Allah bagi Daud di medan perang (31) tidak menjadi perhatian utamanya. Daud sama sekali tidak menanyakan hasil dari peperangan yang diperolehnya. Ia lebih tertarik pada berita mengenai keselamatan Absalom (29,32).
Bijaksanakah Daud sebagai pemimpin?kita tidak bisa sepenuhnya mengatakan Daud tidak bijak. Bagaimana pun yang mati anak nya sendiri. Bila anda sudah memiliki anak, anda bisa merasakan apa yang dirasakan Daud. Walaupun anak mendukakan hati anda, tentu anda tidak bisa melupakan dia begitu saja. Begitu juga hati Allah, Bapa Kita, terhadap kita yang adalah anak-anak-Nya. Hati-Nya senantiasa tertuju kepada kita berulang kali menyakiti hati-Nya. Ia merindukan kita kembali kepada Dia.