Kekalahan mesias Palsu
(Wahyu 19: 17-21)
Dalam penglihatan pertama, Sang Raja Mesias sebagai penunggang kuda putih datang untuk menyatakan murka Allah atas bangsa-bangsa yang telah memberi diri disesatkan oleh Babel, sang pelacur besar. Maka penglihatan kedua memperlihatkan bagaimana Sang Raja Mesias itu dengan pasukannya terlibat pertempuran dahsyat dengan si mesias palsu atau anti-Kristus yang disimbolkan sebagai binatang yang kelaur dari laut, berkepala tujuh dan tanduk sepuluh (lihat 13: 1-2; 17: 3, 7) dengan pengikutnya. Peperangan yang sama diungkap di pasal 17 di mana sang Raja Mesias disebut juga sebagai sang Anak Domba (Why. 17: 14).
Peperangan dahsyat itu berakhir dengan kekalahan si binatang dan nabi palsunya, ini suatu gambaran yang menegaskan ulang akan kedaulatan Allah menghadapi para musuh-Nya, mereka yang memalsukan diri-Nya untuk menguasai dunia ini. Sekali lagi kita diingatkan bahwa sejak awal. Berdasarkan kematian dan kebangkitan Kristus, si Naga dan pengikutnya sudah dikalahkan telak (lihat Why. 12: 7-12). Mereka, dalam rupa mesias palsu alias anti-Kristus dan nabinya,ada di bumi dan mengacaunya justru dalam keadaan putus asa karena waktu buat mereka sangat singkat (Why. 12: 12). Dalam penglihatan ini, mereka kembali dikalahkan secara tuntas dan final. Mereka dibuang ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang (20). Kepastian akan kekalahan mereka begitu jelas dan pasti sehingga sesaat sebelum peperangan itu dilaksanakan, dari pihak yang pasti akan menang telah mengundang para burung pemangsa untuk siap-siap memangsa pihak yang pasti kalah (17-18).
Renungkan: Yang palsu tidak mungkin berjaya selamanya, satu waktu pasti terbongkar kedoknya dan dihancurkan. Kenyataan dunia ini, seolah ada dalam kendali mesias palsu dan para nabinya. Pedoman satu-satunya untuk mengenali yang Sejati dari yang palsu, adalah Alkitab. Juga para pengikut Mesias sejati, tidak perlu takut terhadap mereka. Kemenangan Mesias sudah pasti! Pada waktu yang telah ditetapkan Allah Bapa (Mat. 24: 36).
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yakobus 1: 1 – Wahyu 22: 21 hari ke-91
Peperangan dahsyat itu berakhir dengan kekalahan si binatang dan nabi palsunya, ini suatu gambaran yang menegaskan ulang akan kedaulatan Allah menghadapi para musuh-Nya, mereka yang memalsukan diri-Nya untuk menguasai dunia ini. Sekali lagi kita diingatkan bahwa sejak awal. Berdasarkan kematian dan kebangkitan Kristus, si Naga dan pengikutnya sudah dikalahkan telak (lihat Why. 12: 7-12). Mereka, dalam rupa mesias palsu alias anti-Kristus dan nabinya,ada di bumi dan mengacaunya justru dalam keadaan putus asa karena waktu buat mereka sangat singkat (Why. 12: 12). Dalam penglihatan ini, mereka kembali dikalahkan secara tuntas dan final. Mereka dibuang ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang (20). Kepastian akan kekalahan mereka begitu jelas dan pasti sehingga sesaat sebelum peperangan itu dilaksanakan, dari pihak yang pasti akan menang telah mengundang para burung pemangsa untuk siap-siap memangsa pihak yang pasti kalah (17-18).
Renungkan: Yang palsu tidak mungkin berjaya selamanya, satu waktu pasti terbongkar kedoknya dan dihancurkan. Kenyataan dunia ini, seolah ada dalam kendali mesias palsu dan para nabinya. Pedoman satu-satunya untuk mengenali yang Sejati dari yang palsu, adalah Alkitab. Juga para pengikut Mesias sejati, tidak perlu takut terhadap mereka. Kemenangan Mesias sudah pasti! Pada waktu yang telah ditetapkan Allah Bapa (Mat. 24: 36).
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yakobus 1: 1 – Wahyu 22: 21 hari ke-91