Kebaikan dan Keadilan Allah
(Yosua 19: 1-23)
Tiga suku lagi, Simeon, Zebulon, Isakhar, mendapatkan bagian tanah mereka melalui undian. Undian itu menunjukkan prinsip penting hubungan seimbang antara kedaulatan dan keadilan Allah. Frasa “untuk bani…menurut kaum-kaum mereka,” menekankan kedua prinsip tersebut.
Allah berdaulat mengatur suku manakah yang mendapat tanah, berapa luasnya dan mana batasannya. Suku-suku itu tidak hanya harus mulai bergerak memperoleh janji Allah untuk mereka. Mereka perlu diatur supaya Tanah Perjanjian itu dimiliki secara adil oleh setiap suku Israel. Undian pengaturan Tuhan itu sangat terperinci sampai ke kaum-kaum dalam tiap suku. Tidak ada keluarga atau kaum dalam tiap-tiap suku yang tidak memperoleh bagian. Allah berdaulat dan kedaulatan-Nya itu mengatur secara adil dan penuh kasih pembagian Tanah Perjanjian. Keadilan itu tampak ketika Simeon mendapat bagian dari tanah milik Yehuda, sebab bagian Yehuda terlalu luas (9).
Tanah Perjanjian umat Perjanjian Lama melambangkan prinsip keselamatan dalam Perjanjian Baru. Dengan mewarisi keselamatan kekal dalam Yesus Kristus, orang Kristen mengalami baik kedaulatan, kebaikan, dan keadilan Allah. Tidak ada satu pun jasa dari pihak kita untuk mewarisi hidup kekal itu. Bagaimana kehidupan nyata kita mencerminkan sejauh mana Allah berdaulat? Semuanya itu sangat tergantung pada sejauh mana kita aktif berjuang dalam iman. Keadilan Allah atas kita tidak diukur dari sisi materi yang tampak dan fana. Keadilan Allah adalah kita dibenarkan dalam Kristus. Dalam Kristus, kita diajak berpartisipasi melaksanakan misi Kerajaan Allah di tengah dunia.
Renungkan: Berhentilah meragukan kebaikan dan kadilan Allah atas hidup kita. Mulailah bersyukur dan bertindak dalam iman. Melalui Kristus, Allah Bapa melimpahi segala berkat rohani kepada kita (Ef. 1: 3).
Allah berdaulat mengatur suku manakah yang mendapat tanah, berapa luasnya dan mana batasannya. Suku-suku itu tidak hanya harus mulai bergerak memperoleh janji Allah untuk mereka. Mereka perlu diatur supaya Tanah Perjanjian itu dimiliki secara adil oleh setiap suku Israel. Undian pengaturan Tuhan itu sangat terperinci sampai ke kaum-kaum dalam tiap suku. Tidak ada keluarga atau kaum dalam tiap-tiap suku yang tidak memperoleh bagian. Allah berdaulat dan kedaulatan-Nya itu mengatur secara adil dan penuh kasih pembagian Tanah Perjanjian. Keadilan itu tampak ketika Simeon mendapat bagian dari tanah milik Yehuda, sebab bagian Yehuda terlalu luas (9).
Tanah Perjanjian umat Perjanjian Lama melambangkan prinsip keselamatan dalam Perjanjian Baru. Dengan mewarisi keselamatan kekal dalam Yesus Kristus, orang Kristen mengalami baik kedaulatan, kebaikan, dan keadilan Allah. Tidak ada satu pun jasa dari pihak kita untuk mewarisi hidup kekal itu. Bagaimana kehidupan nyata kita mencerminkan sejauh mana Allah berdaulat? Semuanya itu sangat tergantung pada sejauh mana kita aktif berjuang dalam iman. Keadilan Allah atas kita tidak diukur dari sisi materi yang tampak dan fana. Keadilan Allah adalah kita dibenarkan dalam Kristus. Dalam Kristus, kita diajak berpartisipasi melaksanakan misi Kerajaan Allah di tengah dunia.
Renungkan: Berhentilah meragukan kebaikan dan kadilan Allah atas hidup kita. Mulailah bersyukur dan bertindak dalam iman. Melalui Kristus, Allah Bapa melimpahi segala berkat rohani kepada kita (Ef. 1: 3).