Kasih yang Tak Putus
(Hosea 2: 1-14)
Pasal 2 bisa dibaca dari sudut pandang Tuhan kepada Israel dan Hosea kepada Gomer.Ayat 1 “adukanlah ibumu”, dan ayat 3, “tentang anak-anaknya”, tampak puisi ini ditulis oleh seorang suami yang membicarakan istrinya kepada anak “tiri”, anak itu bukan anaknya sendiri (1: 6, 8).
Kesan yang muncul di pasal 2 adalah seorang suami sedang kasmaran dengan istrinya. Walaupun istrinya berkhianat, ia tetap mengasihinya. Kegeraman memang ada dan kemarahan pun tampak nyata. Namun, hal itu tidak menenggelamkan cinta yang dimiliki sang suami kepada belahan hatinya. Itulah cinta Tuhan yang tak bersyarat kepada umat-Nya.
Melalui pasang-surut hubungan Hosea dan Gomer, kita melihat bahwa selama ada pelanggan yang bisa dipuaskan, Gomer memilih melacurkan dirinya (4). Hanya saat kehabisan rezeki ia tanpa malu kembali mencari suaminya (6), tanpa menyadari bahwa segala hal baik yang dialami dan kekayaan yang digunakan dalam hidupnya, bahkan saat melacurkan dirinya, datangnya dari suaminya, bukan dari para pelanggannya.
Cinta Tuhan yang dahsyat dan mencegangkan itu Tampak di ayat 13-22. Sebelum cinta itu bisa kembali dialami Israel, ia perlu menyadari kebutuhannya yang terdalam. Ayat 8-12 menggambarkan upaya Tuhan menyadarkan Israel dengan menghentikan semua berkat-Nya sehingga Israel merana (bdk. Hak. 10: 6-16). Mereka disuruh mencari pertolongan pada para allah yang selama ini mereka sembah! Hanya saat mereka sadar betapa sia-sianya hidup mereka selama ini mengandalkan allah lain, dan bahwa di dalam Allahlah kasih dan sumber kepuasan hidup sejati ditemukan, mereka siap bertobat dan Allah siap menerima mereka kembali.
Renungkan: Allah akan melakukan berbagai cara apa pun untuk membawa kita kembali kepada-Nya. Kalau perlu kita dibuat menderita supaya bertobat. Sebelum hal itu terjadi atas hidup kita, segeralah bertobat!
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Daniel - Yunus hari ke-18
Kesan yang muncul di pasal 2 adalah seorang suami sedang kasmaran dengan istrinya. Walaupun istrinya berkhianat, ia tetap mengasihinya. Kegeraman memang ada dan kemarahan pun tampak nyata. Namun, hal itu tidak menenggelamkan cinta yang dimiliki sang suami kepada belahan hatinya. Itulah cinta Tuhan yang tak bersyarat kepada umat-Nya.
Melalui pasang-surut hubungan Hosea dan Gomer, kita melihat bahwa selama ada pelanggan yang bisa dipuaskan, Gomer memilih melacurkan dirinya (4). Hanya saat kehabisan rezeki ia tanpa malu kembali mencari suaminya (6), tanpa menyadari bahwa segala hal baik yang dialami dan kekayaan yang digunakan dalam hidupnya, bahkan saat melacurkan dirinya, datangnya dari suaminya, bukan dari para pelanggannya.
Cinta Tuhan yang dahsyat dan mencegangkan itu Tampak di ayat 13-22. Sebelum cinta itu bisa kembali dialami Israel, ia perlu menyadari kebutuhannya yang terdalam. Ayat 8-12 menggambarkan upaya Tuhan menyadarkan Israel dengan menghentikan semua berkat-Nya sehingga Israel merana (bdk. Hak. 10: 6-16). Mereka disuruh mencari pertolongan pada para allah yang selama ini mereka sembah! Hanya saat mereka sadar betapa sia-sianya hidup mereka selama ini mengandalkan allah lain, dan bahwa di dalam Allahlah kasih dan sumber kepuasan hidup sejati ditemukan, mereka siap bertobat dan Allah siap menerima mereka kembali.
Renungkan: Allah akan melakukan berbagai cara apa pun untuk membawa kita kembali kepada-Nya. Kalau perlu kita dibuat menderita supaya bertobat. Sebelum hal itu terjadi atas hidup kita, segeralah bertobat!
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Daniel - Yunus hari ke-18