Jangan Takut!
(Yesaya 44: 1-8)
Manusia lebih mudah percaya pada sesuatu yang dapat dipegang, dilihat, atau dirasakan oleh pancaindra daripada sesuatu yang tidak dapat dibuktikan secara konkret. Karena itu, banyak orang atheis menggunakan pernyataan tersebut untuk membenarkan keyakinan mereka tentang tidak adanya Tuhan.
Alasan yang dipakai oleh orang yang tidak percaya adanya Tuhan seolah-olah masuk akal. Namun sesungguhnya teori mereka memiliki banyak kelemahan. Beberapa dari mereka menyangkal bahwa Tuhan itu ada. Alasannya, mereka enggan menundukkan diri pada Allah. Padahal, Allah berulang kali memperkenalkan diri-Nya dengan berbagai macam cara. Misalnya, mukjizat, alam semesta, atau pun firman Tuhan.
Pertama, Allah tidak hanya memperkenalkan diri-Nya kepada manusia di zaman ini saja. Ia juga menyatakan diri-Nya kepada umat Israel secara khusus. Ia menyebut diri-Nya sebagai Allah yang menciptakan dan membentuk bangsa Israel. Karena itu, Ia tahu asal usul keturunan mereka dengan baik (1-2, lih. Kej. 32: 28, bdk. Kej. 47: 27-31) dan nama puitis Israel, Yesyurun (lih. Ul. 32: 6). Kedua, Allah menyatakan diri melalui pembaruan rohani yang dialami oleh Israel. Caranya, dengan memberikan Roh-Nya diam di antara umat-Nya sehingga berkat Tuhan turun atas mereka. Dengan demikian, setiap generasi akan mengenal Allah dan memuji nama-Nya (3-5). Ketiga, Ia memproklamasikan nama-Nya sebagai Allah di atas segala allah. Ia menantang dewa-dewi bangsa-bangsa lain. Ia membuktikan bahwa diri Nya adalah Allah yang hidup, sedangkan ilah-ilah palsu tidak (6-7). Karena itu, Israel tidak perlu takut terhadap segala kutuk dari ilah-ilah palsu sebab Allah yang akan melindungi mereka (8).
Renungkan: Allah adalah satu-satunya pribadi yang memiliki kuasa penuh atas langit dan bumi. Karena itu, jangan takut menghadapi setiap tantangan hidup. Percayalah hanya pada-Nya.
(Sumber diambil dari Santapan Harian edisi Kitab Yesaya Bagian ke-2 hari ke-13)
Alasan yang dipakai oleh orang yang tidak percaya adanya Tuhan seolah-olah masuk akal. Namun sesungguhnya teori mereka memiliki banyak kelemahan. Beberapa dari mereka menyangkal bahwa Tuhan itu ada. Alasannya, mereka enggan menundukkan diri pada Allah. Padahal, Allah berulang kali memperkenalkan diri-Nya dengan berbagai macam cara. Misalnya, mukjizat, alam semesta, atau pun firman Tuhan.
Pertama, Allah tidak hanya memperkenalkan diri-Nya kepada manusia di zaman ini saja. Ia juga menyatakan diri-Nya kepada umat Israel secara khusus. Ia menyebut diri-Nya sebagai Allah yang menciptakan dan membentuk bangsa Israel. Karena itu, Ia tahu asal usul keturunan mereka dengan baik (1-2, lih. Kej. 32: 28, bdk. Kej. 47: 27-31) dan nama puitis Israel, Yesyurun (lih. Ul. 32: 6). Kedua, Allah menyatakan diri melalui pembaruan rohani yang dialami oleh Israel. Caranya, dengan memberikan Roh-Nya diam di antara umat-Nya sehingga berkat Tuhan turun atas mereka. Dengan demikian, setiap generasi akan mengenal Allah dan memuji nama-Nya (3-5). Ketiga, Ia memproklamasikan nama-Nya sebagai Allah di atas segala allah. Ia menantang dewa-dewi bangsa-bangsa lain. Ia membuktikan bahwa diri Nya adalah Allah yang hidup, sedangkan ilah-ilah palsu tidak (6-7). Karena itu, Israel tidak perlu takut terhadap segala kutuk dari ilah-ilah palsu sebab Allah yang akan melindungi mereka (8).
Renungkan: Allah adalah satu-satunya pribadi yang memiliki kuasa penuh atas langit dan bumi. Karena itu, jangan takut menghadapi setiap tantangan hidup. Percayalah hanya pada-Nya.
(Sumber diambil dari Santapan Harian edisi Kitab Yesaya Bagian ke-2 hari ke-13)