Jangan Berzina
(Amsal 6: 20-35)
Salah satu faktor utama hancurnya relasi rumah tangga adalah perselingkuhan. Dalam Sepuluh Perintah Tuhan, la melarang umat-Nya melakukan perzinaan (Kel. 20: 14). Tindakan serong tidak hanya menghancurkan hubungan suami istri, tetapi juga kehidupan anggota keluarga.
Dalam bagian ini, pengamsal mencoba mengingatkan orang-orang muda agar memelihara dan mentaati didikan orang tua (20-21). Perintah tersebut diumpamakan seperti Taurat Tuhan yang bermanfaat untuk memimpin, mendidik, menjaga, dan melindungi kehidupan mereka (22-24).
Dalam teks ini, pengamsal memberikan dua perintah yang wajib diikuti orang percaya agar kebahagian dalam pernikahan dapat diraih. Pertama, jangan mencintai wanita karena penampilan fisik yang cantik. Sebab, banyak perempuan nakal berdandan cantik demi memperoleh harta (25-26). Perempuan seperti itu tidak memiliki kesetiaan karena ia dengan cepat akan berpindah ke lain hati apabila menemukan pasangan yang lebih kaya dari sebelumnya. Kedua, jangan berzina dengan istri orang lain sebab perbuatan itu akan mendatangkan murka Tuhan (27-29).
Jika hubungan dengan wanita sundal akan menghabiskan harta, maka perselingkuhan dengan istri orang lain akan menghilangkan nyawa (bdk. 34-35). Perselingkuhan yang terselubung akan terbongkar dan berakibat fatal (27-28). Bila orang mencuri dan ketahuan, ia harus membayar kembali tujuh kali lipat, yaitu seluruh denda yang dibebankan (3031). Ganjaran berat juga akan menimpa pelaku tindakan serong.
Perzinahan memberikan kebahagian semu. Orang yang melakukan hanya mementingkan hawa nafsu saja dan ia disebut sebagai orang bodoh (32). Kebebalan hanya dapat dihapuskan dengan pertobatan di hadapan Tuhan. Hidup setia dengan pasangan merupakan keharusan karena hal itu diperintahkan Tuhan.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Amsal hari ke-14
Dalam bagian ini, pengamsal mencoba mengingatkan orang-orang muda agar memelihara dan mentaati didikan orang tua (20-21). Perintah tersebut diumpamakan seperti Taurat Tuhan yang bermanfaat untuk memimpin, mendidik, menjaga, dan melindungi kehidupan mereka (22-24).
Dalam teks ini, pengamsal memberikan dua perintah yang wajib diikuti orang percaya agar kebahagian dalam pernikahan dapat diraih. Pertama, jangan mencintai wanita karena penampilan fisik yang cantik. Sebab, banyak perempuan nakal berdandan cantik demi memperoleh harta (25-26). Perempuan seperti itu tidak memiliki kesetiaan karena ia dengan cepat akan berpindah ke lain hati apabila menemukan pasangan yang lebih kaya dari sebelumnya. Kedua, jangan berzina dengan istri orang lain sebab perbuatan itu akan mendatangkan murka Tuhan (27-29).
Jika hubungan dengan wanita sundal akan menghabiskan harta, maka perselingkuhan dengan istri orang lain akan menghilangkan nyawa (bdk. 34-35). Perselingkuhan yang terselubung akan terbongkar dan berakibat fatal (27-28). Bila orang mencuri dan ketahuan, ia harus membayar kembali tujuh kali lipat, yaitu seluruh denda yang dibebankan (3031). Ganjaran berat juga akan menimpa pelaku tindakan serong.
Perzinahan memberikan kebahagian semu. Orang yang melakukan hanya mementingkan hawa nafsu saja dan ia disebut sebagai orang bodoh (32). Kebebalan hanya dapat dihapuskan dengan pertobatan di hadapan Tuhan. Hidup setia dengan pasangan merupakan keharusan karena hal itu diperintahkan Tuhan.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Amsal hari ke-14