Domba Paskah Dari Allah
(Matius 26: 26-29)
Detik-detik terakhir kematian Yesus sudah dekat. Ia sedang mengadakan perjamuan Paskah terakhir bersama para murid-Nya. Dalam perjamuan ini, Yesus memberi teladan seorang pelayan dengan cara mencuci kaki para murid-Nya (Yoh. 13: 1-15). Banyak pengajaran dan wejangan yang diberikan Yesus kepada sebelas murid-Nya, sebab Yudas telah keluar menyiapkan rencana penangkapan Yesus (lih. Yoh. 13: 2, 27-35).
Di meja perjamuan yang sederhana, tiba-tiba Yesus melakukan sesuatu yang tidak lazim.Ia mengambil roti, memberkati, memecahkan, dan membagikannya kepada para murid (26). Tindakan simbolis ini memiliki makna bahwa Dialah roti hidup yang turun dari surga (band. Yoh. 6: 32-35). Jika dalam PL, Allah memberikan manna surgawi bagi bangsa Israel yang ada di padang gurun sebagai makanan jasmani (lihat Kel. 16: 4, 13-15, 31). Tetapi dalam Yesus, Allah memberikan terang dan sabda-Nya sebagai makanan rohani yang dapat menyelamatkan jiwa manusia dari kebinasaan abadi (lihat Yoh. 1: 1-4, 14).
Selain roti Paskah, Yesus memberkati cawan dan memberikan kepada para muridNya untuk diminum (27). Cawan perjamuan melambangkan darah perjanjian Allah dengan manusia berdosa. Di sini Yesus menyamakan diri-Nya dengan kurban domba Paskah. Artinya, keselamatan hanya ada dalam dan melalui diri-Nya. Dialah penggenapan kurban keselamatan dari Allah (28). Dalam PL, bangsa Israel memakai darah hewan sebagai lambang keselamatan Allah yang sifatnya sementara dan lahiriah (lih. Kel. 24: 3-8; band. Ibr. 9: 19-22). Tetapi dalam PB, darah anak Allah dipakai sebagai kurban penghapusan dosa manusia sekali untuk selamanya, baik lahiriah maupun rohaniah (lih. Ibr. 9: 12, 24-28). Tindakan Yesus telah memperbarui ikatan perjanjian antara Allah dengan manusia menjadi sempurna (29).
Renungkan: Kematian Yesus memproklamirkan kemenangan telak atas dosa dan membuka jalan bagi manusia berdosa masuk dalam kemuliaan kekai di kerajaan Bapa Surgawi.
(Sumber diambil dari Renungan 31 hari Topik-topik Paskah hari ke-10)
Di meja perjamuan yang sederhana, tiba-tiba Yesus melakukan sesuatu yang tidak lazim.Ia mengambil roti, memberkati, memecahkan, dan membagikannya kepada para murid (26). Tindakan simbolis ini memiliki makna bahwa Dialah roti hidup yang turun dari surga (band. Yoh. 6: 32-35). Jika dalam PL, Allah memberikan manna surgawi bagi bangsa Israel yang ada di padang gurun sebagai makanan jasmani (lihat Kel. 16: 4, 13-15, 31). Tetapi dalam Yesus, Allah memberikan terang dan sabda-Nya sebagai makanan rohani yang dapat menyelamatkan jiwa manusia dari kebinasaan abadi (lihat Yoh. 1: 1-4, 14).
Selain roti Paskah, Yesus memberkati cawan dan memberikan kepada para muridNya untuk diminum (27). Cawan perjamuan melambangkan darah perjanjian Allah dengan manusia berdosa. Di sini Yesus menyamakan diri-Nya dengan kurban domba Paskah. Artinya, keselamatan hanya ada dalam dan melalui diri-Nya. Dialah penggenapan kurban keselamatan dari Allah (28). Dalam PL, bangsa Israel memakai darah hewan sebagai lambang keselamatan Allah yang sifatnya sementara dan lahiriah (lih. Kel. 24: 3-8; band. Ibr. 9: 19-22). Tetapi dalam PB, darah anak Allah dipakai sebagai kurban penghapusan dosa manusia sekali untuk selamanya, baik lahiriah maupun rohaniah (lih. Ibr. 9: 12, 24-28). Tindakan Yesus telah memperbarui ikatan perjanjian antara Allah dengan manusia menjadi sempurna (29).
Renungkan: Kematian Yesus memproklamirkan kemenangan telak atas dosa dan membuka jalan bagi manusia berdosa masuk dalam kemuliaan kekai di kerajaan Bapa Surgawi.
(Sumber diambil dari Renungan 31 hari Topik-topik Paskah hari ke-10)