Dibebaskan Secara Sempurna
(Ibrani 10: 11-18)
Manusia memiliki kecenderungan untuk meninggikan kemampuan dirinya. Kebanyakan orang merasa bahwa mereka dapat melakukan banyak hal dan menyelesaikan masalahnya tanpa bantuan siapapun. Contohnya, para pengajar sesat dalam gereja mula-mula yang mengajarkan bahwa mereka dapat selamat dengan jalan memenuhi seluruh hukum Taurat. Orang-orang ini yakin bahwa tanpa karya dan anugerah Yesus mereka tetap dapat menyelamatkan diri mereka dari hukuman dosa.
Kenyataannya, ajaran seperti itu hanya membuat umat merasa lelah dan penuh dengan ketakutan. Setiap saat mereka harus memberikan kurban pengampunan dosa untuk menebus setiap kesalahan yang dilakukan. Mereka menjalankan setiap hukuman bukan karena kerelaan hati, namun didorong oleh rasa takut. Akibatnya, orang seperti ini akan menjalani hidup kekristenannya dengan penuh keterpaksaan. Akhirnya, mereka merasa letih dan putus asa sebab tidak kunjung mencapai kesempurnaan.
Allah mengerti betul keterbatasan manusia dalam menghadapi dosa. Itu sebabnya Dia mengirimkan Anak-Nya yang tunggal sebagai kurban yang sempurna. Ia tidak berdosa dan penuh dengan kuasa. Ia turun ke dunia menjadi manusia untuk mati di kayu salib menanggung hukuman dosa. Kemudian Ia bangkit pada hari ketiga, mengalahkan kuasa maut. Kemenangan Kristus atas dosa memampukan-Nya untuk memberikan kebebasan yang sempurna.
Saat ini, Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa untuk menjadi perantara Allah dan manusia (12). Ia meneguhkan Perjanjian yang Baru dan memateraikannya dalam hati setiap umat pilihan-Nya melalui kuasa dan karya Roh Kudus dalam diri setiap orang (16). Karena itu, ada jaminan keselamatan dan kebebasan yang seutuhnya dalam Kristus (17-18).
Renungkan: Jangan lagi kita mau diperbudak oleh kuasa dosa yang mewujud lewat ketamakan akan harta, kemewahan, kuasa, hasrat duniawi, bahkan kecanduan gadget atau pun obat-obatan terlarang.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Titus 1: 1 - Ibrani 13: 25 hari ke-28
Kenyataannya, ajaran seperti itu hanya membuat umat merasa lelah dan penuh dengan ketakutan. Setiap saat mereka harus memberikan kurban pengampunan dosa untuk menebus setiap kesalahan yang dilakukan. Mereka menjalankan setiap hukuman bukan karena kerelaan hati, namun didorong oleh rasa takut. Akibatnya, orang seperti ini akan menjalani hidup kekristenannya dengan penuh keterpaksaan. Akhirnya, mereka merasa letih dan putus asa sebab tidak kunjung mencapai kesempurnaan.
Allah mengerti betul keterbatasan manusia dalam menghadapi dosa. Itu sebabnya Dia mengirimkan Anak-Nya yang tunggal sebagai kurban yang sempurna. Ia tidak berdosa dan penuh dengan kuasa. Ia turun ke dunia menjadi manusia untuk mati di kayu salib menanggung hukuman dosa. Kemudian Ia bangkit pada hari ketiga, mengalahkan kuasa maut. Kemenangan Kristus atas dosa memampukan-Nya untuk memberikan kebebasan yang sempurna.
Saat ini, Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa untuk menjadi perantara Allah dan manusia (12). Ia meneguhkan Perjanjian yang Baru dan memateraikannya dalam hati setiap umat pilihan-Nya melalui kuasa dan karya Roh Kudus dalam diri setiap orang (16). Karena itu, ada jaminan keselamatan dan kebebasan yang seutuhnya dalam Kristus (17-18).
Renungkan: Jangan lagi kita mau diperbudak oleh kuasa dosa yang mewujud lewat ketamakan akan harta, kemewahan, kuasa, hasrat duniawi, bahkan kecanduan gadget atau pun obat-obatan terlarang.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Titus 1: 1 - Ibrani 13: 25 hari ke-28