Cinta Sejati
(Kidung Agung 1: 1-8)
Cinta sejati tidak memandang perbedaan sebagai penghalang, apalagi kalau alasan perbedaan yang dipakai belkaitan dengan SARA. Hal ini sedikit tergambarkan dalam puisi pettatna dari kitab Kidung Agung.
Penulis kitab menggambarkan adanya perbedaan status sosial. Sang metnpelai perempuan kemungkinan hanya rakyat biasa, seorang pekerja (6), sedangkan sang kekasih adalah seorang raja (4). Namun, kesenjangan itu tidak menghalangi cinta mereka. Terbukti dengan adanya kecenderungan ingin menjaga pasangannya sebagai milik satu-satunya (3b). Kerinduan tersebut digambarkan dengan adanya kemesraan yang memuncak pada keinginan untuk segera memadu kasih dalam mahligai pernikahan
Hasrat mereka untuk berkeluarga mendapatkan tantangan dari lingkungan sekitar. Muncul berbagai pergunjingan dari beberapa kalangan mengenai sang mempelai perempuan karena status sosialnya yang rendah (6). Sekalipun demikian, ia tetap percaya diri akan kecantikannya (5). la juga adalah seorang pekerja keras. Kulitnya yang hitam terbakar sinar matahari menjadi bukti karakternya yang gigih dan hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi sang Raja (5-7).
Penghalang yang dihadapi oleh pasangan ini membuat sang perempuan ingin mengenal kekasihnya dengan lebih baik. la tidak berusaha menjauh dari belahan jiwanya karena cinta mengajarkan keberanian untuk berjuang menghadapi banyak tantangan dan perbedaan. Kasih seperti ini juga mengingatkan cinta Tuhan pada manusia. Sekalipun perbedaan begitu bespr dan tantangan yang dihadapi sangat berat, namun demi cintä Allah rela menanggung berbagai derita demi bersatu dengan umat yang dikasiihi-Nya.
Renungkan: Kristus adalah teladan cinta yang sejati. la rela merendahkan diri menjadi manusia, melampaui semua batasan yang ada, dan menghadapi berbagai kesulitan demi kita
Penulis kitab menggambarkan adanya perbedaan status sosial. Sang metnpelai perempuan kemungkinan hanya rakyat biasa, seorang pekerja (6), sedangkan sang kekasih adalah seorang raja (4). Namun, kesenjangan itu tidak menghalangi cinta mereka. Terbukti dengan adanya kecenderungan ingin menjaga pasangannya sebagai milik satu-satunya (3b). Kerinduan tersebut digambarkan dengan adanya kemesraan yang memuncak pada keinginan untuk segera memadu kasih dalam mahligai pernikahan
Hasrat mereka untuk berkeluarga mendapatkan tantangan dari lingkungan sekitar. Muncul berbagai pergunjingan dari beberapa kalangan mengenai sang mempelai perempuan karena status sosialnya yang rendah (6). Sekalipun demikian, ia tetap percaya diri akan kecantikannya (5). la juga adalah seorang pekerja keras. Kulitnya yang hitam terbakar sinar matahari menjadi bukti karakternya yang gigih dan hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi sang Raja (5-7).
Penghalang yang dihadapi oleh pasangan ini membuat sang perempuan ingin mengenal kekasihnya dengan lebih baik. la tidak berusaha menjauh dari belahan jiwanya karena cinta mengajarkan keberanian untuk berjuang menghadapi banyak tantangan dan perbedaan. Kasih seperti ini juga mengingatkan cinta Tuhan pada manusia. Sekalipun perbedaan begitu bespr dan tantangan yang dihadapi sangat berat, namun demi cintä Allah rela menanggung berbagai derita demi bersatu dengan umat yang dikasiihi-Nya.
Renungkan: Kristus adalah teladan cinta yang sejati. la rela merendahkan diri menjadi manusia, melampaui semua batasan yang ada, dan menghadapi berbagai kesulitan demi kita