Buah Perbuatan yang Benar
(Amsal 11: 16-31)
Perbuatan baik adalah buah dari relasi dengan Tuhan. Dalam hubungan intim dengan-Nya, umat diajarkan untuk memahami bahwa ada nilai kekekalan yang terkandung dalam tiap tindakan yang filakukan.
Pengamsal dalam teks ini secara konsisten membandingkan gaya hidup orang fasik dan orang benar untuk menunjukkan makna kekal dari tiap perbuatan mereka. Pengamsal menyatakan bahwa makna hidup orang fasik penuh dengan siksaan (17), kesia-siaan (18), dan maut (19). Mereka hidup dipenuhi hasrat untuk menindas (16), kejam (17), curang (18), penuh kejahatan (19), serta berhati serong (20). Orang seperti ini tidak akan luput dari hukuman dan murka Allah (21 , 23). Nilai kekekalan hidup mereka
Sebaliknya, jalan orang benar dipenuhi dengan hormat (16), pahala (17-18), serta hidup kekal (19). Mereka berjalan dalam kebenaran Tuhan (18-19) dan hidup tak bercela di hadapan-Nya (20). Itu sebabnya Allah memberi mereka kebahagiaan yang sejati (23), berkat melimpah (25), serta damai sejahtera dalam hidupnya (28). Pengamsal menggambarkan orang-orang ini seperti pohon kehidupan yang menarik hati banyak orang (30).
Inilah makna hidup yang dimiliki orang benar.
Hidup kita masa kini juga diperhadapkan pada pilihan dalam melakukan banyak hal. Setiap tindakan yang diambil menjadi cermin dari memaknai hidup di hadapan Allah. Hanya orang berhikmat yang takut akan Tuhan dapat memaknai hidupnya dengan perbuatan yang benar. Itu sebabnya, kita perlu cermat dan bijak memikirkan segala tindakan yang hendak kita ambil. Apakah tingkah laku yang kita jalani merupakan bagian yang menyenangkan hati Tuhan?
Doa: Tuhan, ajar kami menjalani hidup dengan penuh makna, merenungkan segala keputusan dalam terang Firman-Mu, dan hidup berkenan di hadapan-Mu.
Pengamsal dalam teks ini secara konsisten membandingkan gaya hidup orang fasik dan orang benar untuk menunjukkan makna kekal dari tiap perbuatan mereka. Pengamsal menyatakan bahwa makna hidup orang fasik penuh dengan siksaan (17), kesia-siaan (18), dan maut (19). Mereka hidup dipenuhi hasrat untuk menindas (16), kejam (17), curang (18), penuh kejahatan (19), serta berhati serong (20). Orang seperti ini tidak akan luput dari hukuman dan murka Allah (21 , 23). Nilai kekekalan hidup mereka
Sebaliknya, jalan orang benar dipenuhi dengan hormat (16), pahala (17-18), serta hidup kekal (19). Mereka berjalan dalam kebenaran Tuhan (18-19) dan hidup tak bercela di hadapan-Nya (20). Itu sebabnya Allah memberi mereka kebahagiaan yang sejati (23), berkat melimpah (25), serta damai sejahtera dalam hidupnya (28). Pengamsal menggambarkan orang-orang ini seperti pohon kehidupan yang menarik hati banyak orang (30).
Inilah makna hidup yang dimiliki orang benar.
Hidup kita masa kini juga diperhadapkan pada pilihan dalam melakukan banyak hal. Setiap tindakan yang diambil menjadi cermin dari memaknai hidup di hadapan Allah. Hanya orang berhikmat yang takut akan Tuhan dapat memaknai hidupnya dengan perbuatan yang benar. Itu sebabnya, kita perlu cermat dan bijak memikirkan segala tindakan yang hendak kita ambil. Apakah tingkah laku yang kita jalani merupakan bagian yang menyenangkan hati Tuhan?
Doa: Tuhan, ajar kami menjalani hidup dengan penuh makna, merenungkan segala keputusan dalam terang Firman-Mu, dan hidup berkenan di hadapan-Mu.