Bersandar pada Tuhan
(2 Samuel 5: 17-25)
Ketika seseorang berada pada masa kejayaan, biasanya ia memilih untuk bersandar pada kekuatan dan keyakinan diri sendiri, serta menjadi kurang peka pada nasihat orang lain. Hal ini tidak ditemukan pada Daud. Setelah berhasil merebut Yerusalem dari orang Yebus dan membangun Sion sebagai tempat kediamannya, Daud tetap meminta petunjuk Tuhan saat menghadapi orang Filistin.
Dua kali bangsa Filistin menyerang dan berusaha menangkap Daud, tetapi Dua kali pula mereka gagal. Jika dibanding pengikut Daud dengan tentara Filistin, sudah jelas bahwa tentara Filistin jauh lebih kuat dan hebat. Apa yang menjadi kunci kemenangan Daud? Tidak lain karena Daud mengikutsertakan Tuhan dalam strategi perangnya.
Pada umumnya, orang yang maju berperang mengutamakan strategi perang, kekuatan tentara, serta jumlah senjata yang digunakan. Beda halnya dengan Daud yang menomorsatukan Tuhan. Taktik seperti apakah yang akan digunakannya, itu pun dikonsultasikan kepada Tuhan . Bukan hanya bertanya, Daud juga mengikuti setiap detail yang Tuhan perintahkan. Ketika Tuhan perintahkan maju, maka Daud maju. Ketika Tuhan memerintah menyerang dari belakang musuh dengan membuat gerakan melingkar, Daud pun melakukannya (19,22).
Dampak dari ketaatan tersebut adalah Daud berhasil mengalahkan bangsa orang Filistin di lembah Refaim. Beberapa bagian Alkitab, nama “refaim” diartikan sebagai “arwah” (mis. Mzm. 88:11). Tepatlah bahwa di lembah itu orang Filistin menjemput kematian nya sendiri. Bahkan pada peperangan yang pertama orang Filistin orang Filistin meninggalkan dewa mereka (21) di medan perang
Jika Daud bisa berkonsultasi soal strategi perang kepada Tuhan, kita pun dapat berkonsultasi tentang apa saja yang menjadi sumber kegundahan hati. Terbuka dan berserah penuh pada kedaulatan Tuhan. Itulah kunci kemenangan kita
Dua kali bangsa Filistin menyerang dan berusaha menangkap Daud, tetapi Dua kali pula mereka gagal. Jika dibanding pengikut Daud dengan tentara Filistin, sudah jelas bahwa tentara Filistin jauh lebih kuat dan hebat. Apa yang menjadi kunci kemenangan Daud? Tidak lain karena Daud mengikutsertakan Tuhan dalam strategi perangnya.
Pada umumnya, orang yang maju berperang mengutamakan strategi perang, kekuatan tentara, serta jumlah senjata yang digunakan. Beda halnya dengan Daud yang menomorsatukan Tuhan. Taktik seperti apakah yang akan digunakannya, itu pun dikonsultasikan kepada Tuhan . Bukan hanya bertanya, Daud juga mengikuti setiap detail yang Tuhan perintahkan. Ketika Tuhan perintahkan maju, maka Daud maju. Ketika Tuhan memerintah menyerang dari belakang musuh dengan membuat gerakan melingkar, Daud pun melakukannya (19,22).
Dampak dari ketaatan tersebut adalah Daud berhasil mengalahkan bangsa orang Filistin di lembah Refaim. Beberapa bagian Alkitab, nama “refaim” diartikan sebagai “arwah” (mis. Mzm. 88:11). Tepatlah bahwa di lembah itu orang Filistin menjemput kematian nya sendiri. Bahkan pada peperangan yang pertama orang Filistin orang Filistin meninggalkan dewa mereka (21) di medan perang
Jika Daud bisa berkonsultasi soal strategi perang kepada Tuhan, kita pun dapat berkonsultasi tentang apa saja yang menjadi sumber kegundahan hati. Terbuka dan berserah penuh pada kedaulatan Tuhan. Itulah kunci kemenangan kita