Berkat & Kutuk
(Yeremia 17: 1‐13)
Dalam kitab Ulangan, Allah menyampaikan pemahaman berkat kutuk kepada bangsa Israel generasi kedua yang hendak memasuki Tanah Perjanjian (Ul. 17). Sayangnya, umat Israel dan keturunannya justru melupakan hal tersebut dan memilih memberontak terhadap Allah. Mereka mengeraskan hati dan membangun mezbah‐mezbah persembahan bagi ilah‐ilah lain (1‐2). Akibatnya, Tuhan mendatangkan kutukan bagi bangsa pilihan‐Nya.
Hukuman Tuhan kembali dinyatakan kepada umat‐Nya. Ia akan mengirim bangsa‐ bangsa lain merampas harta mereka (3) dan mengangkut mereka ke tanah pembuangan untuk dijadikan budak (4). Tak terlihat bahwa Tuhan menolong mereka. Ia membiarkan umat‐Nya berjuang dengan kekuatan sendiri. Sebab selama ini mereka telah menyombongkan diri dan merasa mampu hidup tanpa Tuhan. Penderitaan dan kesulitan tersebut akan mengajarkan mereka bahwa berhala dan kekuatan yang mereka muliakan merupakan kesia‐siaan berkala (5‐6). Sebaliknya, orang yang mengandalkan Tuhan akan beroleh berkat dan kekuatan dalam menghadapi segala tantangan serta pergumulan hidup (7‐8).
Keinginan hati setiap orang adalah ingin memperoleh berkat Tuhan. Akan tetapi, banyak orang berusaha mendapatkan berkat tersebut dengan cara yang keliru. Ada orang yang datang memberikan banyak persembahan kepada Tuhan, ada orang yang rajin pelayanan dengan motif untuk mendapatkan berkat yang melimpah, dan sebagainya. Tentu saja hal itu dibenci oleh Tuhan (9‐10). Sebab, Ia mengetahui isi hati manusia dan apa yang menjadi hasrat utama dalam hidup manusia (11‐13). Sepatutnya umat Allah datang kepada Tuhan dengan satu tujuan, yaitu bersekutu dengan Tuhan semata, bukan karena berkat atau rasa takut akan hukuman‐Nya.
Tekadku : Belajar mencari Tuhan dalam segala kondisi dan percaya pada pimpinan‐Nya dalam hidup sehari‐hari.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yeremia hari ke‐27
Hukuman Tuhan kembali dinyatakan kepada umat‐Nya. Ia akan mengirim bangsa‐ bangsa lain merampas harta mereka (3) dan mengangkut mereka ke tanah pembuangan untuk dijadikan budak (4). Tak terlihat bahwa Tuhan menolong mereka. Ia membiarkan umat‐Nya berjuang dengan kekuatan sendiri. Sebab selama ini mereka telah menyombongkan diri dan merasa mampu hidup tanpa Tuhan. Penderitaan dan kesulitan tersebut akan mengajarkan mereka bahwa berhala dan kekuatan yang mereka muliakan merupakan kesia‐siaan berkala (5‐6). Sebaliknya, orang yang mengandalkan Tuhan akan beroleh berkat dan kekuatan dalam menghadapi segala tantangan serta pergumulan hidup (7‐8).
Keinginan hati setiap orang adalah ingin memperoleh berkat Tuhan. Akan tetapi, banyak orang berusaha mendapatkan berkat tersebut dengan cara yang keliru. Ada orang yang datang memberikan banyak persembahan kepada Tuhan, ada orang yang rajin pelayanan dengan motif untuk mendapatkan berkat yang melimpah, dan sebagainya. Tentu saja hal itu dibenci oleh Tuhan (9‐10). Sebab, Ia mengetahui isi hati manusia dan apa yang menjadi hasrat utama dalam hidup manusia (11‐13). Sepatutnya umat Allah datang kepada Tuhan dengan satu tujuan, yaitu bersekutu dengan Tuhan semata, bukan karena berkat atau rasa takut akan hukuman‐Nya.
Tekadku : Belajar mencari Tuhan dalam segala kondisi dan percaya pada pimpinan‐Nya dalam hidup sehari‐hari.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Yeremia hari ke‐27