Berjalan dalam Terang Ilahi
(Yesaya 2: 1-22)
Perselisihan antara orangtua dan anak mulai banyak terjadi ketika seorang anak memasuki masa remaja atau dewasa awal. Pada masa ini, anak remaja merasa cukup dewasa dan mampu mengambil keputusan sendiri. Akibatnya, setiap aturan yang diterapkan orangtua dirasa mengekang kebebasannya. Karena itu, anak remaja cenderung melawan perintah orangtua.
Pemberontakan kepada otoritas yang lebih tinggi dilakukan bangsa Yehuda. Mereka tidak ingin tunduk pada Allah. Mereka mengira dapat hidup otonom dari Allah. Karena itu, mereka senang melakukan tenung atau sihir (6), tamak akan harta (7), menyembah berhala (8), dan merendahkan sesamanya (9). Semua itu timbul dari kekerasan hati, sifat egois, dan hawa nafsu.
Yesaya menubuatkan bahwa akan ada masa-Nya di mana Tuhan menghakimi seluruh manusia. Orang-orang angkuh akan direndahkan dan segala yang tidak murni dihancurkan (12-22). la akan memurnikan umat-Nya sehingga mereka dipulihkan kembali serta menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain (2). Melalui orangorang tersebut, bangsa-bangsa akan mengenal Allah yang hidup dan belajar firman-Nya (3). Allah juga akan memberkati mereka dengan kedamaian dan berkat (4). Karena itu, Yesaya mengajak umat Allah berjalan dalam terang Ilahi (5). Artinya, hidup seturut pimpinan dan perintah Allah.
Menjalani hidup sesuai dengan firman-Nya bukan berarti mengekang kebebasan manusia. Sebaliknya, hidup sesuai perintah Allah akan membawa manusia mengenali diri, sesama, dan Allah dengan lebih baik. Sebab, ketaatan tersebut tidak berdasarkan pada perasaan terpaksa, melainkan berlandaskan kasih kepada Allah.
Renungkan: Menundukkan diri pada Allah bukan dilandaskan keterpaksaan, namun kesadaran bahwa la terlebih dahulu mengasihi dan memberikan diri-Nya untuk menebus dosa kita. Taatilah perintah-Nya dan berjalan dalam terang-Nya.
Pemberontakan kepada otoritas yang lebih tinggi dilakukan bangsa Yehuda. Mereka tidak ingin tunduk pada Allah. Mereka mengira dapat hidup otonom dari Allah. Karena itu, mereka senang melakukan tenung atau sihir (6), tamak akan harta (7), menyembah berhala (8), dan merendahkan sesamanya (9). Semua itu timbul dari kekerasan hati, sifat egois, dan hawa nafsu.
Yesaya menubuatkan bahwa akan ada masa-Nya di mana Tuhan menghakimi seluruh manusia. Orang-orang angkuh akan direndahkan dan segala yang tidak murni dihancurkan (12-22). la akan memurnikan umat-Nya sehingga mereka dipulihkan kembali serta menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain (2). Melalui orangorang tersebut, bangsa-bangsa akan mengenal Allah yang hidup dan belajar firman-Nya (3). Allah juga akan memberkati mereka dengan kedamaian dan berkat (4). Karena itu, Yesaya mengajak umat Allah berjalan dalam terang Ilahi (5). Artinya, hidup seturut pimpinan dan perintah Allah.
Menjalani hidup sesuai dengan firman-Nya bukan berarti mengekang kebebasan manusia. Sebaliknya, hidup sesuai perintah Allah akan membawa manusia mengenali diri, sesama, dan Allah dengan lebih baik. Sebab, ketaatan tersebut tidak berdasarkan pada perasaan terpaksa, melainkan berlandaskan kasih kepada Allah.
Renungkan: Menundukkan diri pada Allah bukan dilandaskan keterpaksaan, namun kesadaran bahwa la terlebih dahulu mengasihi dan memberikan diri-Nya untuk menebus dosa kita. Taatilah perintah-Nya dan berjalan dalam terang-Nya.