Berdamai dengan Sesama dan Alam
(Imamat 23: 23-44)
Salah satu hari raya penting untuk diperingati Israel ialah hari raya Pendamaian (27-32; lih. Im. 16), yang diadakan pada hari ke-10 dalam bulan ke-7. Ternyata ada tiga perayaan yang saling terkait pada bulan itu. Hari pertama merupakan hari perhentian penuh (24), lalu hari ke-15 sampai ke-21 adalah hari raya Pondok Daud (33-44). Jelas sekali bahwa perhentian yang dilakukan umat sehingga tidak boleh bekerja sama sekali (24, 32, 39) menunjuk pada relasi manusia dengan sesama, dengan Tuhan, dan dengan alam. Puncaknya ada pada ibadah raya yang sangat akbar. Ibadah raya tersebut dibuat untuk mengingat sebuah pendamaian, yaitu kehidupan yang berdamai antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Dasar perayaan akbar ini ialah Tuhan sendiri yang memperdamaikan manusia kepada diri-Nya.
Segala unsur perayaan merupakan respons manusia yang sudah diperdamaikan dengan Tuhan. Oleh karena manusia sudah diperdamaikan dengan Tuhan maka manusia bisa berdamai dengan dirinya dan sesamanya, juga dengan alam tempat mereka hidup. Maka wujud perayaan akbar yang dimulai dengan segala keseriusan membereskan dosa dan kenajisan, diakhiri dengan sukacita tak terhingga karena Tuhan telah memberkati mereka melalui hasil alam yang permai. “… dan kamu harus bersukaria di dalam merayakan hari raya-hari raya ini telah ditetapkan, dan di dalam liturgi ini tersirat hubungan yang holistik antara Tuhan, manusia dan sesamanya, serta alam. Itulah liturgi yang sangat indah.
Gereja merupakan agen Allah untuk mewujudkan perdamaian yang umat sudah terima di dalam Kristus, yang mewujud dalam tindakan-tindakan berdamai dengan sesama manusia dan dengan alam. Lalu apa yang harus kita lakukan? Jangan lupa terlibat dalam upaya mendorong perbaikan-perbaikan relasi jemaat dengan sesama manusia. Jangan lupa juga untuk mengingatkan tanggung jawab untuk memperbaiki alam yang sudah dirusak oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Imamat hari ke-34
Segala unsur perayaan merupakan respons manusia yang sudah diperdamaikan dengan Tuhan. Oleh karena manusia sudah diperdamaikan dengan Tuhan maka manusia bisa berdamai dengan dirinya dan sesamanya, juga dengan alam tempat mereka hidup. Maka wujud perayaan akbar yang dimulai dengan segala keseriusan membereskan dosa dan kenajisan, diakhiri dengan sukacita tak terhingga karena Tuhan telah memberkati mereka melalui hasil alam yang permai. “… dan kamu harus bersukaria di dalam merayakan hari raya-hari raya ini telah ditetapkan, dan di dalam liturgi ini tersirat hubungan yang holistik antara Tuhan, manusia dan sesamanya, serta alam. Itulah liturgi yang sangat indah.
Gereja merupakan agen Allah untuk mewujudkan perdamaian yang umat sudah terima di dalam Kristus, yang mewujud dalam tindakan-tindakan berdamai dengan sesama manusia dan dengan alam. Lalu apa yang harus kita lakukan? Jangan lupa terlibat dalam upaya mendorong perbaikan-perbaikan relasi jemaat dengan sesama manusia. Jangan lupa juga untuk mengingatkan tanggung jawab untuk memperbaiki alam yang sudah dirusak oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Imamat hari ke-34