Belajar dari kegagalan
(1 Raja-Raja 2: 1-12)
Sebelum Daud wafat, ia memberikan nasihat kepada Salomo sebagai pewaris tahtanya (1). Nasihat Daud kepada Salomo sungguh baik. Ia tidak menggurui Salomo bagaimana menjadi raja. Daud memberi motivasi dan dorongan kepada Salomo untuk selalu mengutamakan Tuhan dan hukum Taurat agar segala yang dilakukannya menjadi berhasil. Ia mengingatkan Salomo tidak mengikuti jejaknya sebagai raja yang gagal.
Apakah kegagalan Daud selama memerintah Israel? Pertama Daud gagal menjalankan perintah Allah dengan sempurna, maka ia mendesak Salomo untuk menjalankan hukum Allah dengan benar (2-4). Kedua, Daud gagal membereskan masalahnya dengan Yoab sehingga ia mendesak Salomo membantunya menyelesaikan masalah tersebut (5-6). Ketiga, Daud seharusnya memberikan penghargaan kepada anak-anak Barzilai, pada kenyataannya ia tidak melakukannya. Ia meminta Salomo bermurah hati kepada mereka (7). Keempat, Daud pernah bersumpah tidak memberikan membunuh Simei bin Gera yang pernah mengutukinya di Mahanaim. Ia mendesak Salomo membalas dendamnya kepada Simei (8-9).
Nasihat dan permintaan Daud kepada Salomo untuk menyelesaikan benang kusut yang ditinggalkannya agar kedudukan Salomo menjadi kokoh. Pada detik terakhir hidupnya, Daud masih memikirkan masa depan tahta Salomo. Hal ini dilakukannya karena ia memegang janji Allah kepadanya bahwa tahta kerajaannya tidak akan terputus (4).
Demikian pula dengan hidup kita sekarang ini. Pada masa lampau kita sering kali gagal. Dengan pertolongan Tuhan, kita perlu memeriksa pelbagai kegagalan yang pernah terjadi. Dengan hikmat Tuhan, mari kita bereskan hal itu. Bersama Tuhan kita dapat luput dari jatuh pada kesalahan yang sama.
Renungkan: Sejarah telah mencatat kegagalan hidup Daud. Biarlah catatan itu tidak hanya untuk Salomo, tetapi juga menjadi nasihat bagi umat Allah masa kini.
Apakah kegagalan Daud selama memerintah Israel? Pertama Daud gagal menjalankan perintah Allah dengan sempurna, maka ia mendesak Salomo untuk menjalankan hukum Allah dengan benar (2-4). Kedua, Daud gagal membereskan masalahnya dengan Yoab sehingga ia mendesak Salomo membantunya menyelesaikan masalah tersebut (5-6). Ketiga, Daud seharusnya memberikan penghargaan kepada anak-anak Barzilai, pada kenyataannya ia tidak melakukannya. Ia meminta Salomo bermurah hati kepada mereka (7). Keempat, Daud pernah bersumpah tidak memberikan membunuh Simei bin Gera yang pernah mengutukinya di Mahanaim. Ia mendesak Salomo membalas dendamnya kepada Simei (8-9).
Nasihat dan permintaan Daud kepada Salomo untuk menyelesaikan benang kusut yang ditinggalkannya agar kedudukan Salomo menjadi kokoh. Pada detik terakhir hidupnya, Daud masih memikirkan masa depan tahta Salomo. Hal ini dilakukannya karena ia memegang janji Allah kepadanya bahwa tahta kerajaannya tidak akan terputus (4).
Demikian pula dengan hidup kita sekarang ini. Pada masa lampau kita sering kali gagal. Dengan pertolongan Tuhan, kita perlu memeriksa pelbagai kegagalan yang pernah terjadi. Dengan hikmat Tuhan, mari kita bereskan hal itu. Bersama Tuhan kita dapat luput dari jatuh pada kesalahan yang sama.
Renungkan: Sejarah telah mencatat kegagalan hidup Daud. Biarlah catatan itu tidak hanya untuk Salomo, tetapi juga menjadi nasihat bagi umat Allah masa kini.