Akhir yang Menyedihkan
(Kejadian 19: 30-38)
Alkitab menunjukkan bahwa tidak semua umat Allah akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga (bdk. Mat. 7: 21-23), karena memang tidak semua umat Allah sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan (bdk. Dengan istilah “Kristen KTP”). Generasi pertama yang keluar dari Mesir misalnya adalah generasi yang secara umum tidak beriman (bdk. Bil. 14: 11), dan karenanya Allah bersumpah bahwa mereka tidak akan masuk ke dalam perhentian Allah (Mzm. 95:8-11).
Sayang, umat yang sungguh-sungguh beriman juga belum tentu dapat menyelesaikan hidup ini dengan baik. Lot adalah contoh orang benar yang tidak menyelesaikan pertandingannya dengan baik. Petrus berkata bahwa Lot adalah orang benar (2 Ptr. 2: 6-8), tetapi nas kita menunjukkan catatan terakhir mengenai Lot, yaitu ia tidak mempunyai pengaruh positif bagi masyarakat Sodom, bahkan bagi keluarganya sendiri.
Semua orang kota Sodom menghina Lot ketika ia mencoba mencegah mereka menganiaya tamunya (9). Kedua calon memantunya juga menganggap dia berolok-olok (14), istrinya tidak rela meninggalkan harta mereka (26), dan dalam catatan terakhir mengenai Lot, kedua puterinya membuat Lot mabuk supaya mereka dapat tidur dengan ayah mereka untuk mendapatkan keturunan (31-35) yang kelak menjadi dua bangsa yang tidak mengenal Tuhan, yaitu Moab dan Amon (35-38). Kedua bangsa ini tidak mau bersahabat, bakan selalu menjadi musuh bagi bangsa Israel, bangsa sepupu mereka.
Orang benar adalah garam dan terang yang seharusnya memberikan pengaruh yang positif, menerangi dunia yang penuh kegelapan ini, di mana pun ia berada. Orang benar yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya menjadi tidak berguna selain dibuang dan diinjak orang (Mat. 5: 13). Sayang tidak semua orang benar menjalankan hidup sesuai panggilannya hingga dapat mengakhiri hidup dengan benar. Karena itu marilah kita terus mengingat dan melakukan apa yang Paulus katakan “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” (Flp. 2: 12) supaya kita dapat seperti Paulus, mengakhiri pertandingan kita dengan baik (2 Tim. 4: 7).
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Kejadian hari ke-32
Sayang, umat yang sungguh-sungguh beriman juga belum tentu dapat menyelesaikan hidup ini dengan baik. Lot adalah contoh orang benar yang tidak menyelesaikan pertandingannya dengan baik. Petrus berkata bahwa Lot adalah orang benar (2 Ptr. 2: 6-8), tetapi nas kita menunjukkan catatan terakhir mengenai Lot, yaitu ia tidak mempunyai pengaruh positif bagi masyarakat Sodom, bahkan bagi keluarganya sendiri.
Semua orang kota Sodom menghina Lot ketika ia mencoba mencegah mereka menganiaya tamunya (9). Kedua calon memantunya juga menganggap dia berolok-olok (14), istrinya tidak rela meninggalkan harta mereka (26), dan dalam catatan terakhir mengenai Lot, kedua puterinya membuat Lot mabuk supaya mereka dapat tidur dengan ayah mereka untuk mendapatkan keturunan (31-35) yang kelak menjadi dua bangsa yang tidak mengenal Tuhan, yaitu Moab dan Amon (35-38). Kedua bangsa ini tidak mau bersahabat, bakan selalu menjadi musuh bagi bangsa Israel, bangsa sepupu mereka.
Orang benar adalah garam dan terang yang seharusnya memberikan pengaruh yang positif, menerangi dunia yang penuh kegelapan ini, di mana pun ia berada. Orang benar yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya menjadi tidak berguna selain dibuang dan diinjak orang (Mat. 5: 13). Sayang tidak semua orang benar menjalankan hidup sesuai panggilannya hingga dapat mengakhiri hidup dengan benar. Karena itu marilah kita terus mengingat dan melakukan apa yang Paulus katakan “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” (Flp. 2: 12) supaya kita dapat seperti Paulus, mengakhiri pertandingan kita dengan baik (2 Tim. 4: 7).
Sumber: Santapan Harian edisi Kitab Kejadian hari ke-32